Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PBB Resmi Tangani Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi turun tangan untuk memimpin penyelidikan internasional independen dalam kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi yang sempat bermukim di Amerika Serikat, Jamal Khashoggi.
Jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, saat menjadi pembicara dalam sebuah acara yang digelar Middle East Monitor di London, Inggris 29 September 2018. Foto: Reuters/Middle East Monitor
Jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, saat menjadi pembicara dalam sebuah acara yang digelar Middle East Monitor di London, Inggris 29 September 2018. Foto: Reuters/Middle East Monitor

Bisnis.com, JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi turun tangan untuk memimpin penyelidikan internasional independen dalam kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi yang sempat bermukim di Amerika Serikat, Jamal Khashoggi.

Pelapor Khusus bidang Ekstrayuridis PBB, Agnes Callamard mengatakan akan menetap di Turki selama sekitar sepekan untuk memimpin tim penyelidikan tersebut. Kunjungan ke Turki akan berlangsung dari 28 Januari hingga 3 Februari 2019. 

"Saya akan mengevaluasi  tingkat tanggung jawab Arab Saudi dan individu terkait pembunuhan," kata Callamard sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (24/1/2019).

"Temuan dan rekomendasi saya akan dilaporkan ke Dewan Hak Asasi Manusia pada sesi sidang Juni 2019," ujar Callamard.

Callamard adalah seorang akademisi Prancis yang merupakan Direktur Departemen Kebebasan Berekspresi Global Columbia di Universitas Columbia, New York. Dia memiliki mandat global untuk menginvestigasi eksekusi.

Khashoggi, jurnalis Washington Post asal Arab Saudi dibunuh kala dia masuk ke gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu untuk mengurus administrasi pernikahannya dengan sang kekasih.

Sebelum menjadi jurnalis, Khashoggi dikenal sebagai orang dalam Kerajaan Saudi. Namun ketika menjadi jurnalis, dia kerap memberikan kritikan kepada Kerajaan, terutama untuk putra mahkota Mohammed bin Salman.

Badan Intelijen AS telah menyimpulkan sang putra mahkota memerintahkan operasi untuk membunuh Khashoggi. Setelah dibunuh, jenazahnya dimutilasi dan dipindahkan ke lokasi yang masih belum diketahui. 

Sejumlah pejabat Turki juga meyakini bahwa kematian Khashoggi berkaitan dengan calon pewaris takhta Kerajaan Saudi tersebut. Akan tetapi pejabat Saudi membantah tuduhan bahwa sang pangeran adalah otak dari pembunuhan tersebut.

Pengadilan Saudi pada Kamis (3/1/2019) mengadakan sidang pertama tentang kasus Khashoggi. Dalam sidang tersebut, jaksa menuntut hukuman mati untuk lima dari 11 tersangka kasus itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper