Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal IV/2018 China Tumbuh 6,4%, Paling Lambat Sejak 2009

China mencatatkan pertumbuhan ekonomi paling lambat pada kuartal akhir 2018 sejak krisis keuangan pada 2009 di tengah upaya pembersihan utang dan  tantangan perdagangan. 
Yuan./.Bloomberg
Yuan./.Bloomberg
Bisnis.com, JAKARTA -- China mencatatkan pertumbuhan ekonomi paling lambat pada kuartal akhir 2018 sejak krisis keuangan pada 2009 di tengah upaya pembersihan utang dan  tantangan perdagangan. 
Sementara itu tanda-tanda stabilitas pada Desember 2018 menunjukkkan upaya pemerintah dalam mengurangi perlambatan mulai menunjukkan hasil.
Data dari Biro Statistik Nasional China menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) negeri panda tersebut tumbuh 6,4% pada kuartal IV/2018 secara tahunan dari 6,5% pada kuartal III/2018.
Realisasi ini turut didukung oleh percepatan pada indikator konsumsi dan output produksi pabrik pada Desember, sementara kegiatan investasi sedikit tertahan.
Ekonomi terbesar kedua dunia ini sedang berada pada jalur perlambatan jangka panjang yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah untuk mengubah indikator pertumbuhan yang sebelumnya bergantung pada model investasi yang menyebabkan utang yang menumpuk.
Stimulus yang disiapkan Pemerintah China guna menanggapi kebutuhan ekonomi justru harus terbentur perang tarif dengan Amerika Serikat padahal kondisi permintaan dari luar negeri tahun lalu sudah terlihat lebih lemah.
"Pertumbuhan ekonomi akan mengalami perbaikan pada kuartal kedua dan seterusnya," ujar Kepala Ekonom China untuk Morgan Stanley Robin Xing, seperti dikutip melalui Bloomberg, Senin (21/1).
"Semakin besar tekanan ke bawah untuk pertumbuhan, maka semakin besar pula respon kebijakan [pemerintah]," tambahnya.
Pertumbuhan ekonomi China sepanjang tahun 2018 memperlihatkan kondisi perlambatan yang sama dengan pada 1990.
Biro Statistik Nasional China mengumumkan ekonomi China tumbuh 6,6% secara tahunan sepanjang 2018. 
Meskipun realisasi ini jauh lebih rendah dari realisasi dua digit pada tahun-tahun sebelumnya, China tetap menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat. 
Dengan ukurannya yang juga besar, China masih menjadi tumpuan penggerak pertumbuhan ekonomi dunia.
Output industri naik 5,7% atau lebih tinggi dari proyeksi ekonom sebesar 5,3%. Penjualan ritel meningkat 8,2% sementara investasi aset tetap mengalami peningkatan 5,9% tahun lalu.
Di sisi lain tingkat pengangguran bulanan di perkotaan tercatat 4,9% sampai dengan akhir Desember 2018.
Rincian data tersebut menunjukkan bahwa stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah China sepanjang tahun lalu efektif meskipun sedikit lamban.
Investasi dalam infrastruktur secara berangsur mengalami dari penurunan yang sempat terjadi pada September lalu. Sementara itu data output industri menandakan aktivitas yang lebih kuat  dari sektor konstruksi, dengan produksi kaca dan semen mengalami percepatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper