Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diduga Curi Rahasia Dagang, Huawei Jadi Target AS

Otoritas federal di Seattle dikabarkan tengah menyelidiki Huawei Technologies karena diduga mencuri rahasia dagang dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) seperti T-Mobile US Inc.
Huawei/Ilustrasi
Huawei/Ilustrasi

Kabar24.com, JAKARTA – Otoritas federal di Seattle dikabarkan tengah menyelidiki Huawei Technologies karena diduga mencuri rahasia dagang dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) seperti T-Mobile US Inc.

Dilansir dari Bloomberg, sumber terkait mengungkapkan bahwa penyelidikan itu berhubungan dengan gugatan yang diajukan terhadap raksasa telekomunikasi asal China tersebut.

Gugatan yang dimaksud di antaranya adalah kasus dimana juri federal di Seattle pada 2017 menemukan Hauwei bertanggung jawab atas pencurian teknologi robotik T-Mobile.

Oleh sumber yang sama, penyelidikan ini disebut sedang berada pada tahap lanjut dan dapat berujung pada dikeluarkannya sebuah dakwaan. Ihwal penyelidikan ini pertama kali dilaporkan ole Wall Street Journal pada Rabu (16/1/2019).

Tekanan terhadap Huawei semakin meningkat di AS, Eropa, dan negara-negara lain di tengah berkembangnya kekhawatiran bahwa pemerintah China dapat menggunakan peralatan perusahaan ini untuk melakukan spionase.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump diketahui telah mendorong sekutu-sekutunya di Eropa untuk memblokir Huawei dari jaringan telekomunikasi di tengah konflik perdagangan dengan China.

Huawei juga tersandung dalam kasus yang menuduh bahwa kepala keuangannya, Meng Wanzhou, berkonspirasi untuk menipu sejumlah bank internasional agar secara tidak sengaja menyelesaikan transaksi yang terkait dengan Iran.

Meng ditangkap di Kanada pada 1 Desember dan dibebaskan dengan jaminan empat pekan lalu untuk menunggu sidang ekstradisi ke AS.

Serangkaian eksekutif Huawei telah berbicara di depan media dalam beberapa pekan terakhir membantah tuduhan spionase dan menantang para penuduhnya untuk memberikan bukti kecurangan.

Awal pekan ini, pendiri Huawei Technologies Co. yang juga adalah ayah Meng Wanzhou, Ren Zhengfei, akhirnya memecahkan kebisuannya ketika kerajaan teknologinya menghadapi krisis terbesar selama tiga dekade keberadaannya.

“Saya mencintai negara saya, saya mendukung Partai Komunis. Tapi saya tidak akan melakukan apa pun untuk merugikan dunia,” ujar pria berusia 74 tahun itu dalam briefing singkat.

“Saya tidak melihat hubungan yang erat antara keyakinan politik pribadi saya dan bisnis Huawei,” lanjutnya menampik kaitan bisnis perusahaannya dengan pemerintah China.

Ren, yang bergabung dengan partai tersebut setelah meninggalkan Tentara Pembebasan Rakyat, bahkan menekankan potensi untuk bekerja sama dengan AS dan pemerintahan Trump.

Ia juga mengatakan akan mengambil pendekatan wait and see atas apakah Trump akan melakukan intervensi dalam kasus yang membelit anak perempuannya, Meng Wanzhou.

Kemunculan Ren, yang terakhir kali berbicara dengan media asing pada tahun 2015, menggarisbawahi dalamnya serangan terhadap Huawei, simbol terbesar kekuatan teknologi China.

Penangkapan seorang eksekutif penjualan Huawei di Polandia pekan lalu karena dituduh melakukan tindak spionase mungkin telah membantu mendorong sang CEO membuka sosoknya yang tertutup untuk secara pribadi menyusun tanggapan global atas nama Huawei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper