Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prancis Ancam Tangkap Pengunjuk Rasa yang Hadiri Pawai Kelompok Rompi Kuning

Pemerintah Prancis mengancam akan menangkap pengunjuk rasa damai sekali pun jika terlibat dalam pawai kelompok Rompi Kuning. 
Paris, Prancis, rusuh akibat demonstrasi yang dipicu kenaikan harga BBM./Reuters-Christian Hartmann
Paris, Prancis, rusuh akibat demonstrasi yang dipicu kenaikan harga BBM./Reuters-Christian Hartmann

Bisnis.com, PARIS - Pemerintah Prancis mengancam akan menangkap pengunjuk rasa damai sekali pun jika terlibat dalam pawai kelompok Rompi Kuning. 

Menteri dalam negeri Prancis pada Jumat (11/1/2019) mengatakan pemrotes damai akan dianggap "terlibat", jika mereka menghadiri pawai Rompi Kuning yang berubah rusuh.

Di dalam satu wawancara dengan cabang media digital yang berpusat Prancis Brut di Facebook, Christophe Castaner juga mengatakan mereka yang menyerukan protes dan kerusuhan mesti dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka. Ia mengecam mereka yang "bersembunyi" tanpa menyebutkan nama.

Pernyataan Castaner dikeluarkan saat Prancis menghadapi pekan kesembilan protes.

Sebanyak 80.000 personel polisi direncanakan digelar pada Sabtu untuk menghadapi kemungkinan demonstrasi besar oleh gerakan Rompi Kuning, demikian laporan kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang.

Protes Rompi Kuning, yang dimulai sebagai reaksi atas kenaikan pajak bahan bakar dan berkembang menjadi protes terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron, telah berlangsung terus kendati pemerintah mengeluarkan seruan agar kegiatan tersebut dihentikan.

Sejak 17 November, ribuan pemrotes dengan mengenakan rompi kuning terang --sehingga mereka dijuluki Rompi Kuning-- telah berkumpul di berbagai kota besar Prancis, termasuk Ibu Kotanya, Paris, untuk memprotes kenaikan pajak bahan bakar kontroversial yang dilancarkan Macron dan situasi ekonomi yang bertambah parah.

Demonstran menyelenggarakan protes dengan menghalani jalan dan lalu-lintas selain menutup jalan masuk dan ke luar banyak stasiun pompa bensin serta pabrik di seluruh negeri itu.

Pemrotes, yang biasanya tinggal di daerah pinggir kota akibat tingginya sewa rumah dan apartemen di kota besar, telah menyeru Macron agar memangkas pajak bahan bakar dan meringankan kesulitan ekonomi mereka.

Macron, yang menghadapi tekanan dari protes tersebut, mengumumkan kenaikan upah minimum dan juga membatalkan kenaikan pajak bahan bakar.

Sedikitnya 10 orang telah tewas, dan lebih dari 5.500 orang ditahan serta lebih dari 1.000 orang lagi cedera akibat protes itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Anadolu-OANA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper