Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan roket luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX akan mengurangi tenaga kerjanya hingga 10%.
Dalam keterangan resminya, jumlah karyawan yang dirumahkan tersebut setara dengan 6.000 karyawan. Perusahaan mengklaim, upaya tersebut dilakukan demi menghadapi masa depan yang sulit dan penuh tantangan.
"Untuk terus memberikan yang terbaik bagi pelanggan kami dan demi mengembangkan pesawat ruang angkasa antarplanet dan jaringan internet berbasis global, SpaceX harus menjadi perusahaan yang lebih ramping. Salah satu dari perkembangan ini, upayanya dengan meengurangi tenaga kerja," kata juru bicara SpaceX seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (12/1/2019).
Sebelumnya, pada Juni 2018, Elon Musk telah memecat setidaknya tujuh orang di tim manajemen senior yang memimpin proyek peluncuran satelit SpaceX.
Pemecatan itu terkait dengan ketidaksepakatan tentang kecepatan di mana tim mengembangkan dan menguji satelit Starlink.
Proyek Starlink SpaceX bersaing dengan OneWeb dan Telesat Kanada untuk menjadi yang pertama memasarkan layanan internet berbasis satelit generasi baru.
Baca Juga
Adapun perombakan manajemen itu membuat Musk membawa manajer baru dari markas SpaceX di California untuk menggantikan sejumlah manajer yang dipecatnya di Seattle.
Tercatat pada bulan lalu SpaceX meluncurkan misi luar angkasa dalam rangka proyek nasional pertamanya untuk AS. Namun, roket SpaceX yang membawa satelit navigasi militer AS itu meledak saat meluncur dari Cape Canaveral, Florida.
Pada Desember, Wall Street Journal melaporkan bahwa SpaceX berhasil menghimpun dana US$500 juta, sehingga menjadikan nilai valuasi perusahaan sebesar US$30,5 miliar.
Perusahaan yang berbasis di Hawthorne, California itu sebelumnya juga telah menguraikan rencana perjalanannya ke Mars pada 2022, yang akan diikuti oleh misi berawak ke planet merah itu 2024.
Perusahaan Elon Musk lainnya, yang merupakan pembuat mobil listrik Tesla Inc, mengatakan pada Juni juga telah memangkas 9% karyawannya sebagai upaya efisiensi perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel