Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Samsung Catat Laba Operasional Kuartal IV/2018 di Bawah Perkiraan

Dilansir Bloomberg, laba operasional perusahaan asal Korea Selatan tersebut turun menjadi 10,8 triliun won (Rp125,43 triliun) pada tiga bulan terakhir di tahun 2019, menurut data awal yang dirilis Selasa (8/1/2019), jauh dari rata-rata perkiraan analis sebesar 13,8 triliun won (Rp173,09 triliun) yang dihimpun Bloomberg.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Samsung Electronics Co membukukan laba dan penjualan kuartal IV/2018 di bawah perkiraan, menyusul turunnya permintaan chip memori.

Dilansir Bloomberg, laba operasional perusahaan asal Korea Selatan tersebut turun menjadi 10,8 triliun won (Rp125,43 triliun) pada tiga bulan terakhir di tahun 2019, menurut data awal yang dirilis Selasa (8/1/2019), jauh dari rata-rata perkiraan analis sebesar 13,8 triliun won (Rp173,09 triliun) yang dihimpun Bloomberg.

Memburuknya hubungan antara Amerika Serikat dan China, yang menjadi dua tujuan ekspor terbesar Samsung, telah menekan permintaan akan memori yang digunakan dalam segala hal mulai dari komputer pribadi hingga perangkat seluler. Hal ini berdampak pada peningkatan tekanan pada perusahaan yang tengah berjuang untuk merevitalisasi bisnis ponsel pintarnya.

Sebelumnya, pesaing sekaligus pelanggan utama komponen Samsung, Apple mengejutkan pasar global pekan lalu ketika memangkas prospek penjualannya untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade terakhir.

"Ini mengejutkan," kata Song Myung-sup, analis di Hi Investment & Securities Co., seperti dikutip Bloomberg.

"Ini bukan hanya Apple, tetapi juga produsen smartphone, server dan PC yang tidak membeli (dari Samsung). Sementara perang dagang AS-China menggantung, pelanggan tidak akan menerima harga saat ini, dan Samsung menghadapi tekanan untuk memotong harga chip,” lanjutnya.

Sementara itu, penjualan pada kuartal keempat turun menjadi 59 triliun won (Rp740 triliun), dibandingkan dengan proyeksi rata-rata 63,6 triliun won yang disusun oleh Bloomberg.

Saham Samsung jatuh sebanyak 2,1% pada awal perdagangan di indeks Kospi. Sepanjang tahun 2018 lalu, saham Samsung telah turun 24%.

Chip memori menyumbang porsi terbesar terhadap laba Samsung. Harga kontrak untuk modul server DRAM 32-gigabyte turun sekitar 5% pada kuartal IV, menurut InSpectrum Tech Inc. Harga untuk chip memori flash MLC NAND 128 gigabyte turun sekitar 3,4%.

"Tren penurunan chip memori semakin berubah tidak menggembirakan," ungkap Lee Seung-woo, analis di Eugene Investment & Securities Co, dalam laporan 3 Januari. "Kenyataannya adalah bahwa industri semikonduktor masih berada di bawah kabut tebal tanpa pandangan yang jelas terlihat."

Pemangkasan perkiraan penjualan Apple pekan lalu menunjukkan prospek yang memburuk untuk pesanan Samsung. Apple membeli chip memori dan layar smartphone dari Samsung dan merupakan pelanggan terbesar, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Samsung mengatakan pihaknya memperkirakan pendapatan masih akan tertekan dalam tiga bulan pertama tahun ini karena kondisi sulit untuk bisnis memori. Perusahaan memperkirakan profitabilitas baru akan pulih di paruh kedua pada proyeksi peningkatan di pasar memori, dengan meningkatnya adopsi CPU baru dan peluncuran produk-produk smartphone baru.

Meskipun Samsung masih memimpin dunia dalam penjualan smartphone, produsen handset China seperti Huawei Technologies Co mulai memberikan persaingan yang sengit.

Perusahaan Korea Selatan tersebut menggantungkan harapannya pada ponsel layar lipat yang rencananya akan dikirimkan tahun ini, bersama dengan smartphone flagship Galaxy S10 yang disebut menampilkan sensor sidik jari dalam layar dan layar nyaris tanpa bezel.

Meskipun penjualan perangkatnya sendiri telah merosot, perusahaan ini mendapatkan keuntungan dari keberhasilan para pesaing karena Samsung memasok layar OLED untuk Apple dan Huawei.

Sebaliknya, pasar televisi LCD menghadapi tantangan yang semakin meningkat dari saingan di China yang berupaya menyingkirkan produk Korea Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper