Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume Tubuh Gunung Anak Krakatau Berkurang. Jumlah Korban Tsunami Bertambah

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan bahwa tubuh Gunung Anak Krakatau telah berubah akibat erupsi yang terjadi terus-menerus
Warga berada di depan bangunan yang terdampak bencana tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Minggu (23/12/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Warga berada di depan bangunan yang terdampak bencana tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Minggu (23/12/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan bahwa tubuh Gunung Anak Krakatau telah berubah akibat erupsi yang terjadi terus-menerus.

Berdasarkan pengamatan visual dan pengukuran, tinggi Gunung Anak Krakatau yang semula 338 meter, saat ini hanya 110 meter.

Volume yang hilang diperkirakan 150-180 juta meter kubik. Volume yang tersisa saat ini berkisar 40-70 juta meter kubik.

"Berkurangnya volume tubuh Gunung Anak Krakarau ini diperkirakan karena adanya proses rayapan tubuh gunungapi yang disertai oleh laju erupsi yang tinggi dari 24-27/12/2018," ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan resminya, Sabtu (29/12/2018).

Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau masih terus dipantau secara intensif oleh PVMBG. Saat ini, status Gunung Anak Krakatau tetap di level Siaga (Level III).

Direkomendasikan kepada masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau di dalam radius 5 km dari kawah karena berbahaya dari lontaran batu pijar, aliran lava, awan panas dan hujan abu pekat.

Terkait informasi yang mengatakan status Gunung Anak Krakatau naik Awas (Level IV) hal itu dipastikan tidak benar. Bahkan, tidak ada rencana menaikkan status gunungapi ke Awas dengan kondisi saat ini, lanjut Sutopo.

Sementara itu, upaya penangangan darurat masih terus dilakukan. Tim SAR gabungan terus mencari korban yang berada di bawah puing-puing material hanyutan tsunami.

Selain itu, Tim SAR juga menyisir daerah di sepanjang pantai terdampak dan menemukan jenazah korban di sekitar pantai Pandeglang dan Serang.

Penanganan pengungsi terus dilakukan dengan mengirim dan mendistribusikan bantuan logistik. Tiga helikopter BNPB hilir mudik mengirim logistik ke beberapa desa di Kecamatan Sumur, Pandeglang.

Hingga H+7 pada (29/12/2018) tercatat korban tsunami di Selat Sunda adalah 431 orang meninggal dunia, 7.200 orang luka-luka, 15 orang hilang, dan 46.646 orang mengungsi.

Kerugian material antara lain 1.527 unit rumah rusak berat, 70 unit rumah rusak sedang, 181 unit rumah rusak ringan, 78 unit penginapan dan warung rusak, 434 perahu dan kapal rusak dan beberapa kerusakan fasilitas publik.

Korban dan kerusakan material ini berasal dari lima Kabupaten yaitu Pandenglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus.

Jumlah korban dan dampak bencana paling banyak terjadi di Pandeglang. Tercatat 292 orang meninggal dunia, 3.976 orang luka-luka, 8 orang hilang, dan 33.136 orang mengungsi.

Pengungsi pun masih memerlukan bantuan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, MCK, pakaian layak pakai, selimut, tikar, pelayanan medis, dan lainnya.

"Bantuan logistik terus dikirim, namun terkendala distribusi ke titik pengungsian yang aksesnya cukup sulit dijangkau dan cuaca, khususnya di daerah Sumur," lanjut Sutopo.

Untuk membantu proses evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban di Sumur maka dikerahkan 31 alat berat berupa 9 unit excavator, 1 unit greader, 4 unit loader, 3 unit tronton, dan 14 unit dump truck. Tiga helikopter dikerahkan untuk mengirim logistik dari udara.

Di Kabupaten Serang tercatat 21 orang meninggal dunia, 247 orang luka-luka, dan 4.399 orang mengungsi. 

Sementara itu, di Lampung Selatan tercatat 116 orang meninggal dunia, 2.976 orang luka-luka, 7 orang hilang dan 7.880 orang mengungsi.

Di Pesawaran tercatat 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka dan 231 orang mengungsi, dan di Tanggamus 1 orang meninggal dunia serta 1.000 orang mengungsi.

Dikatakan Sutopo jumlah pengungsi pada malam hari sering lebih banyak daripada siang. Penyebabnya karena pada siang hari sebagian pengungsi bekerja atau kembali ke rumahnya, pada malam hari kembali ke tempat pengungsian.

Kepala daerah telah menetapkan masa tanggap darurat di 4 daerahnya, yaitu:

  • Kabupaten Pandeglang (22/12/2018 hingga 4/1/2019)
  • Serang (22/12/2018 hingga 4/1/2019)
  • Lampung Selatan (23/12/2018 – 29/12/2018)
  • Provinsi Banten (27/12/2018 hingga 9/1/2018)

Kemungkinan masa tanggap darurat di Kabupaten Lampung Selatan akan diperpanjang mengingat masih banyak korban yang perlu ditangani dan kebutuhan darurat masih diperlukan untuk kemudahan akses dalam penanganan bencana.

Hari ini dilakukan rapat koordinasi membahas perpanjangan masa tanggap darurat di Kabupaten Lampung Selatan.

Untuk membantu operasional darurat, BNPB telah memberikan bantuan dana siap pakai Rp500 juta kepada BPBD Pandeglang, dan Rp250 juta kepada BPBD Lampung. Selain itu bantuan logistik juga terus dikirimkan.

Pemerintah pusat, TNI, Polri, berbagai kementerian/lembaga bersama NGO, relawan, dunia usaha terus memberikan bantuan kepada masyarakat yang daerahnya terdampak tsunami di Selat Sunda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Saeno
Sumber : BNPB
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper