Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Riset Potensi Tsunami Selat Sunda yang Disusun Peneliti Badan Geologi

Potensi tsunami Selat Sunda sebenarnya sempat diteliti oleh Badan Geologi dan bahkan diterbitkan di salah satu jurnal ilmiah pada Desember 2008.
Foto daerah yang terdampak tsunami, diambil dari Cessna 208 B Grand Caravan milik Maskapai Susi Air, di kawasan Pandeglang, Banten, Minggu (23/12/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Foto daerah yang terdampak tsunami, diambil dari Cessna 208 B Grand Caravan milik Maskapai Susi Air, di kawasan Pandeglang, Banten, Minggu (23/12/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Potensi tsunami Selat Sunda sebenarnya sempat diteliti oleh Badan Geologi dan bahkan diterbitkan di salah satu jurnal ilmiah pada Desember 2008.

Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Akhmad Solikhin mengungkapkan dua peneliti dari lembaga tersebut pernah melakukan riset tsunamigenik di Selat Sunda hasil kajian katalog tsunami Soloviev.

Dua peneliti tersebut yakni Yudhicara dari PVMBG dan K. Budiono dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. Adapun tsunamigenik adalah kejadian alam yang berpotensi menimbulkan tsunami.

Dalam riset keduanya, disebutkan tentang tsunami misterius di Selat Sunda yang diduga disebabkan longsoran, baik terjadi di kawasan pantai maupun di dasar laut.

"Kejadiannya bersifat lokal," ujar Akhmad seperti dilansir Tempo, Senin (24/12/2018).

Riset itu mendapati potensi terjadinya longsor bawah laut di Selat Sunda yang dapat menjadi pemicu tsunami. Morfologi dasar laut di selat antara Pulau Sumatra dan Pulau Jawa itu memperlihatkan pola alur dasar laut berupa lembah yang dalam dan di beberapa tempat menyempit dengan kelerengan terjal.

"Sekitar perairan ini merupakan daerah berarus cukup kuat dan berpotensi membentuk longsoran dasar laut," demikian disampaikan kedua peneliti itu dalam Jurnal Geologi Indonesia edisi 4 Desember 2008.

Disebutkan pula bahwa di Pantai Barat Merak terdapat bidang dasar laut dengan lereng terjal dan pola sesar rapat. Di bagian dasar serta sekitar dinding lereng juga terdapat kantong sedimen yang tidak terkonsolidasi, sehingga ketika arus pada alur lembah semakin kuat, sedimen bisa bergerak turun mengikuti alur dan berpotensi menimbulkan tsunami dalam skala kecil dan lokal.

Riset itu juga mengungkapkan potensi pemicu tsunami lainnya yakni terkait dengan morfologi dinding teluk yang terjal. Tsunami di Selat Sunda pada 1851 misalnya, diduga dipicu longsor material tanah di tebing teluk ini dalam volume besar.

Sementara itu, erupsi gunung api dan gempa bumi menjadi pemicu tsunami terbanyak di Selat Sunda. Tsunami akibat meletusnya gunung api tercatat terjadi beberapa kali, contohnya pada 416 Masehi, 27 Agustus 1883, Februari 1884, dan 26 Maret 1928. 

Tsunami terbesar akibat letusan Gunung Krakatau yang tercatat terjadi di daerah itu berlangsung pada 27 Agustus 1883, ketika ketinggian maksimum gelombang teramati mencapai 30 meter di atas permukaan laut, 4 meter di pantai selatan Sumatra, 2-2,5 meter di pantai utara dan selatan Jawa, serta 1-1,5 meter di Samudera Pasifik hingga menjangkau Amerika Selatan.

Tsunami besar selanjutnya terjadi pada 1928, yang disebut berkaitan dengan aktivitas awal lahirnya Gunung Anak Krakatau. 

"Kejadian erupsi Anak Krakatau mengiringi gelombang laut yang teramati di beberapa tempat di sekitar wilayah gunung api. Gunung apinya masih di bawah laut, erupsinya menimbulkan tsunami. Tinggi gelombangnya tidak tercatat," tutur Akhmad.

Ada pula tsunami yang disebabkan gempa bumi yang bersumber di megathrust di selatan Selat Sunda, seperti yang terjadi pada Oktober 1722, 24 Agustus 1757, 9 Januari 1852, dan 22 April 1958. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper