Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri optimistis pembahasan kode etik sengketa Laut China Selatan antara negara Asean dan China akan rampung dalam tiga tahun.
November lalu, Asean dan China telah menyepakati draf tunggal negosiasi Code of Conduct (COC). COC dibahas guna menghidari eskalasi konflik terbuka antara negara yang memiliki klaim atas perairan tersebut sekaligus upaya penyelesaian sengketa.
"Sekarang kita [Asean dan China] punya satu draf negosiasi COC, sebelumnya setiap pihak [yang bersengketa] punya draf sendiri-sendiri," kata Direktur Kerja Sama Asean Kementerian Luar Negeri, Jose Tavares dalam paparan di Asean Diplomatic Gathering di Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Jose mengungkapkan bahwa negosiasi kode etik tersebut bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk disepakati. Kendati demikian, Indonesia dan Asean tetap yakin kesepakatan akan dicapai, terlebih China telah mengekspresikan harapan mereka untuk menuntaskan negosiasi dalam tiga tahun.
"China sepakat untuk melakukan pembacaan pertama draf tunggal tersebut tahun depan. Mereka juga ingin negosiasi rampung pada 2021," sambung Jose.
Selain itu, Jose berharap pembahasan pencapaian kode etik tersebut nantinya dapat mencegah segala bentuk insiden dan friksi di Laut China Selatan.
Perdana Menteri China Li Keqiang sebelumnya juga mengungkapkan optimisme serupa. Kesepakatan dalam negosiasi COC, kata Li, dapat mendorong perdagangan bebas di kawasan, sekaligus stabilitas dan perdamaian.
"China dan Asean akan sama-sama diuntungkan dalam proses ini. Kesepakatan COC juga akan membuat perdagangan bebas menjadi kondusif dan menguntungkan setiap pihak," kata Li saat menghadiri KTT Asean di Singapura November lalu.