Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Omeli Wartawan dan Enggan Diwawancarai

Calon Presiden Prabowo Subianto mengomeli wartawan yang tidak benar dalam memberitakan reuni 212 dan memilih selektif pada media untuk diwawancara.
Calon Presiden nomer urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pidato saat berkampanye di Wujil, Kabupaten Semarang, Senin (29/10/2018)./ANTARA-Aditya Pradana Putra
Calon Presiden nomer urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pidato saat berkampanye di Wujil, Kabupaten Semarang, Senin (29/10/2018)./ANTARA-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA – Calon Presiden Prabowo Subianto mengomeli wartawan yang tidak benar dalam memberitakan reuni 212 dan memilih selektif pada media untuk diwawancara.

Selesai acara peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jakarta, Prabowo hanya mau diwawancara oleh Tv One.

“TV One saja ayo apa. TV One ya,” katanya saat para pencari berita mencoba meminta pernyataan, Rabu (5/12/2018).

Di tengah-tengah jawabannya pada TV One, Prabowo menunjuk wartawan lain yang ikut menyodor kamera dan rekaman di hadapannya.

Para wartawan mencoba agar bisa mewawancarai capres nomor urut 02 ini dengan mengatakan ikut acara reuni dan mengabarkan yang sebenarnya.

“Sebentar dong Pak. Boleh minta pendapat. Ke acara 212 kami datang juga Pak,” terang para peliput mencoba yakinkan Prabowo.

Prabowo kemudian menanyakan salah satu wartawan dan dijawab dari media CNN Indonesia.

Ketua Umum Partai Gerindra ini mendamprat bahwa CNN menulis reuni 212 hanya dihadiri 30.000 jemaah. Akan tetapi wartawan menyangkal karena berada di lokasi.

“Ya tapi redaksi kamu bilang tidak ada orang di situ, hanya berapa puluh ribu. Itu kan tidak objektif, tidak boleh dong. Kebebasan pers, journalism itu harus objektif memberi tahu apa adanya,” ucap Prabowo.

Menurutnya tidak baik jika media massa tidak mengabarkan peristiwa yang bohong karena bisa ditinggal rakyat.

“Saya sudah tidak mau kasih keterangan kepada media yang tidak jelas karena tidak akan disiarkan juga,” jelasnya.

Prabowo kesal karena banyak media yang menulis reuni 212 di Monas hanya dihadirkan belasan hingga ratusan ribu, bukan belasan juta peserta padahal kawasan tersebut sangat padat.

Sementara itu beberapa koran pada keesokan harinya tidak menjadikan acara tersebut sebagai halaman utama dan memilih isu lain.

“Hey kalian yang tidak mau tulis belasan juta, kalian tidak berhak dapat predikat jurnalis lagi. Boleh anda ke sini dan ke sana, tapi saya tidak akui anda sebagai jurnalis,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper