Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembunuhan Pekerja di Papua. Luhut Pandjaitan: Pemerintah Tidak Boleh Mundur

Pemerintah tidak boleh mundur dalam membangun Papua walau pun terjadi penyerangan terhadap pekerja yang sedang membangun jembatan untuk proyek jalan Trans Papua.
Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/6)./Antara-Sigid Kurniawan
Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/6)./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tidak boleh mundur dalam membangun Papua walau pun terjadi penyerangan terhadap pekerja yang sedang membangun jembatan untuk proyek jalan Trans Papua. 

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan jembatan di Papua sebagai hal yang tidak elok.

"Saya pikir inilah buktinya masih [ada] orang yang membunuhi orang yang membuat pembangunan, itu tidak elok," kata Luhut di Jakarta, Selasa (4/12/2018).

Luhut juga mengakui bahwa dirinya belum menerima laporan lengkap terkait musibah yang menimpa puluhan pekerja pembangunan jembatan tersebut.

Luhut belum mengetahui apakah pembangunan tersebut mendapatkan pengamanan dari TNI atau tidak, namun dirinya memandang jika terdapat pengamanan dari TNI kemungkinan tidak ada masalah.

"Saya tidak tahu apakah ada tentara atau tidak, kalau saya melihat ini tadi, kebetulan sepertinya tidak ada tentara. Jika ada tentara mestinya tidak masalah," ujar Menko Kemaritiman tersebut usai memberikan pidato dalam Seminar Nasional "Pembangunan Berbasis Inovasi di Era Industri 4.0".

Dikatakan pemerintah tidak boleh mundur karena [aksi-aksi] yang tak bertanggungjawab tersebut.

Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyesalkan kejadian yang terjadi di segmen 5 ruas Papua, padahal pihaknya sedang membangun penyempurnaan konektivitas di Tanah Papua.

"Ruas Wamena-Heberna-Kenyam-Mumugu merupakan segmen 5 dari ruas Papua dengan panjang 278 kilometer," kata Basuki Hadimuljono dalam jumpa pers terkait musibah yang menimpa pekerja pembangunan jembatan di Provinsi Papua di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, jalan sudah tembus pada tahun ini. Namun, masih belum sempurna karena masih ada pengerjaan 35 jembatan.

PT Istaka Karya mengerjakan 14 jembatan, dan 11 jembatan di antaranya dalam pengerjaan. Sedangkan, PT Brantas Abipraya Persero mengerjakan 21 jembatan, lima di antaranya dalam tahap pengerjaan.

Menurut Basuki Hadimuljono, sebenarnya tidak ada penolakan dari masyarakat mengenai pembangunan Trans Papua. Kendati mengalami gangguan keamanan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Panglima Kodam di Papua.

Menteri Basuki juga menandaskan hal tersebut tidak menyurutkan semangat untuk terus membangun jalan. "Pembangunan tetap jalan terus untuk memenuhi rasa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Basuki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper