Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia dan Asean Godok Kesepakatan Perdagangan Bebas

Rusia dan Asosiasi Kerja Sama Negara Asia Tenggara (Asean) berkomitmen untuk mengembangkan kerja sama ekonomi antarkawasan melalui mekanisme kawasan perdagangan bebas.
Presiden RI Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kediaman kenegaraan Bocharov Ruchei, di Sochi, Rusia,  Rabu (18/5)./Reuters-Sergei Karpukhin
Presiden RI Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kediaman kenegaraan Bocharov Ruchei, di Sochi, Rusia, Rabu (18/5)./Reuters-Sergei Karpukhin

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia dan Asosiasi Kerja Sama Negara Asia Tenggara (Asean) berkomitmen untuk mengembangkan kerja sama ekonomi antarkawasan melalui mekanisme kawasan perdagangan bebas.

Sejauh ini, Rusia melalui organisasi kerja sama Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) telah membuat kesepakatan perdagangan bebas dengan Vietnam, salah satu negara anggota Asean. Kerja sama tersebut diharapkan dapat menjangkau negara Asean lain menyusul potensi keuntungan yang bisa dicapai kedua pihak.

"EAEU telah membuat kesepakatan kawasan perdagangan bebas (FTZ) dengan Vietnam sejak 2016. Nilai perdagangan kedua pihak telah meningkat 40% sejak kesepakatan itu dibuat," kata Duta Besar Rusia untuk Asean, Alexander Ivanov di Jakarta pada Jumat (30/11/2018).

Ivanov memaparkan bahwa sejumlah negara Asean seperti Singapura, Thailand, Kamboja, dan Indonesia telah mengekspresikan ketertarikan mereka terhadap rencana tersebut.

"Pemerintah Singapura bersama Komisi Ekonomi Eurasia (EEC) telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) perihal integrasi ekonomi dan pengurangan hambatan perdagangan pada Mei 2016. Working grup untuk menindaklanjuti kesepakatan ini juga telah dibuat," tambah Ivanov.

Salah satu kemajuan siginifikan yang berhasil dicapai kedua pihak mengenai isu ini adalah penandatanganan MoU antara EEC dan Asean pada pertemuan Asean-Singapura pertengahan November lalu di Singapura. Aksi tersebut adalah tindak lanjut dari tiga putaran diskusi kedua pihak yang telah terbentuk sejak tawaran negosiasi FTZ disampaikan pada musim panas 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper