Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apa Makna Dukungan SBY ke Prabowo di Akhir Masa Kampanye?

Koalisi Partai Demokrat yang dipimpin Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan partai pengusung pasangan Capres Pabowo-Sandi lebih bersifat pragmatis.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhono menyampaikan pidato politiknya dalam acara HUT Ke-17 Partai Demokrat di Jakarta, Senin (17/9/2018). Acara itu menggagas tema Utamakan Rakyat dan Bangun Politik Yang Beradab./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhono menyampaikan pidato politiknya dalam acara HUT Ke-17 Partai Demokrat di Jakarta, Senin (17/9/2018). Acara itu menggagas tema Utamakan Rakyat dan Bangun Politik Yang Beradab./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Koalisi Partai Demokrat yang dipimpin Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan partai pengusung pasangan Capres Pabowo-Sandi lebih bersifat pragmatis ketimbang kesamaan ideologi sehingga dukungan partai itu terkesan tidak bulat.

Demikian dikatakan pengamat politik Emrus Sihombing menanggapi keputusan SBY untuk turun kampanye pada babak akhir menjelang Pilpres 2019.

Menurut Emrus, seharusnya sebuah koalisi terbangun karena kesamaan ideologi sehingga dukungan bisa diberikan dari awal bahkan sebelum kampanye dimulai.

“Karena ini koalisi bersifat pragmatis, maka dukungan yang diberikan pun terkesan setengah hati dan hanya dilakukan di ujung masa kampanye,” ujarnya.

Dia menilai kehadiran SBY pada pertengahan hingga ujung masa kampanye dinilai tidak efektif.

Emrus juga menduga ada kesepakatan politik di antara partai koalisi maupun Partai Demokrat dan Partai Gerindra yang belum definitif sehingga SBY memilih baru akan mengkampanyekan Prabowo-Sandi pada Maret 2019 atau sebulan sebelum pencoblosan 17 April 2019.

“Harusnya dari awal ada titik temu, siapa melakukan apa dan dapat apa. Karena belum ada titik temu maka menjadi bulan Maret (baru kampanye)."

Sementara itu, mantan politisi Partai Demokrat yang kini berlabuh di Hanura, Gede Pasek Suardika menilai langkah SBY baru akan turun gunung mengkampanyekan paslon Prabowo-Sandi pada bulan Maret hanyalah kegiatan simbolik semata.

Dia menilai hal utama yang sebenarnya dituju oleh SBY adalah mempersiapkan sang anak, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) agar bisa tampil di Pilpres 2024.

"Saya kira hanya simbolik saja. Karena sejatinya untuk kepentingan AHY di 2024, sangat tidak strategis dukung Prabowo - Sandi," kata Pasek.

Dia menyakini, bahwa SBY akan mengutamakan partainya agar bisa lolos ke Senayan dari pada memperjuangkan kandidat Capres-Cawapres.

"Sebab syarat agar bisa mengusung putranya berdasarkan hasil Pileg 2019, bukan di Prabowo-Sandi yang hanya membesarkan Gerindra saja," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper