Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Trump Tolak Batalkan Perdagangan Senjata dengan Arab Saudi

Meski mendapat tekanan untuk mencabut perjanjian perdagangan senjata dengan Arab Saudi, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mencari cara lain untuk menghukum Arab Saudi terkait hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi.
Sejumlah aktivis HAM memegang foto jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi dalam unjuk rasa di luar Kedutaan Besar Arab Saudi di Istanbul, Turki, Selasa (9/10)./Reuters-Osman Orsal
Sejumlah aktivis HAM memegang foto jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi dalam unjuk rasa di luar Kedutaan Besar Arab Saudi di Istanbul, Turki, Selasa (9/10)./Reuters-Osman Orsal

Bisnis.com, JAKARTA -- Meski mendapat tekanan untuk mencabut perjanjian perdagangan senjata dengan Arab Saudi, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mencari cara lain untuk menghukum Arab Saudi terkait hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi.
 
Trump menilai membatalkan perdagangan senjata justru akan merugikan AS.
 
"Saya rasa kita justru akan menghukum diri sendiri jika melakukan itu. Ada cara lain yang bisa kita lakukan dan sangat, sangat kuat dan kita akan melakukannya," ujarnya seperti dilansir Reuters, Minggu (14/10/2018).
 
Namun, Trump tidak menjelaskannya dengan detail.
 
Pemerintahan Trump telah menjalin hubungan yang erat dengan Arab Saudi, terutama setelah Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman berkunjung ke Negeri Paman Sam pada paruh pertama 2018. 
 
Baik Partai Republik maupun Partai Demokrat telah meminta Pemerintah AS untuk mengambil tindakan tegas. Sebelum kasus Khashoggi muncul, banyak yang sudah menyampaikan kekhawatiran terkait langkah koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Perang Yaman, yang menimbulkan banyak korban dari warga sipil.
 
Berdasarkan hukum AS, penjualan senjata militer dalam jumlah besar bisa diblokir oleh Kongres. Saat ini, beberapa kontraktor keamanan dari AS, termasuk Lockheed Martin Corp dan Raytheon Co, adalah beberapa yang mendapatkan keuntungan dari kedekatan hubungan AS dan Arab Saudi. 
 
Pada Sabtu (13/10), Trump mengungkapkan pemerintahannya mendapatkan order militer sebesar US$110 miliar dan bahwa kesepakatan dagang itu, bersama dengan komitmen investasi dari Arab Saudi, bernilai ratusan ribu pekerjaan di AS.
 
"Jika mereka tidak membelinya dari kita, mereka akan membelinya dari Rusia atau China. Bayangkan, US$110 miliar. Mereka akan membelinya dari negara lain dan saya rasa itu sangat bodoh," ucapnya.
 
Trump menyatakan akan berbicara dengan Raja Salman pada akhir pekan ini untuk bertanya mengenai apa yang terjadi.
 
Khashoggi dikenal sebagai jurnalis yang sering mengritik Arab Saudi. Dia terakhir kali terlihat sepekan lalu ketika masuk ke gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki untuk mengurus dokumen pernikahannya. 
 
Tunangannya, yang menunggu di luar gedung, mengungkapkan Khashoggi tidak keluar lagi.
 
Hilangnya Khashoggi mendapat perhatian dari dunia dan membuat Arab Saudi mendapat tekanan. Prancis meminta otoritas Arab Saudi memberikan penjelasan tentang hal ini, sedangkan Pemerintah Turki meminta Konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk digeledah. 
 
Adapun Arab Saudi membantah terlibat dalam peristiwa ini ataupun membunuh Khashoggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper