Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PKB Targetkan Santri Jadi Wapres, Yang Terpilih Malah Kiai

Cak Imin, begitu sapaan populer Muhaimin, mengatakan terpilihnya Kiai Haji Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden melebihi target PKB.
Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin (tengah) didampingi Ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kanan) dan Ketua DPW PKB Jawa Timur Abdul Halim Iskandar (kiri) menyampaikan sambutan pada acara Konsolidasi Kader PKB di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/9). /Antara
Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin (tengah) didampingi Ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kanan) dan Ketua DPW PKB Jawa Timur Abdul Halim Iskandar (kiri) menyampaikan sambutan pada acara Konsolidasi Kader PKB di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/9). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Rangkaian pilpres 2019 tidak melulu harus bernuansa serius tanpa guyon.

Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar termasuk yang bisa menghadirkan seloroh terkait Pilpres 2019.

Cak Imin, begitu sapaan populer Muhaimin, mengatakan terpilihnya Kiai Haji Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden melebihi target PKB.

"Targetnya yang jadi wapres itu santri tetapi yang jadi kiai," seloroh Cak Imin.

Hal itu disampaikan Cak Imin saat peluncuran Musabaqah Kitab Kuning sebagai rangkaian peringatan Hari Santri di Kantor DPP PKB, Jakarta, Minggu (14/10/2018).

Menurut Muhaimin, terpilihnya mantan Rais Aam PBNU sebagai cawapres pendamping Jokowi layak disyukuri sebagai bagian dari capaian perjuangan para santri.

"Kami sebagai santri, Alhamdulillah, telah berhasil mengusung Kiai Ma'ruf menjadi cawapres," katanya.

Capaian lainnya, kata Muhaimin, kini peran kiai dan santri di dalam perjuangan kemerdekaan diakui setelah tidak pernah dicatat di dalam sejarah nasional.

"Peran kiai, ulama itu kini masuk dalam buku sejarah perjuangan kemerdekaan, yang hampir 40 tahun tidak dikenal oleh para siswa," katanya.

Menurut dia, butuh perjuangan dan perjalanan yang panjang agar peran kiai dan santri mendapat pengakuan.

Sampai-sampai, ujarnya, perlu membuat film Sang Kiai yang menceritakan Fatwa Jihad yang dikeluarkan K.H. Hasyim Asy'ari. Fatwa Jihad tersebut mendorong kaum Muslimin untuk mengusir penjajah dengan senjata seadanya.

Diakui Cak Imin, peran kiai dan ditetapkannya tanggal 22 Oktober, hari dikeluarkannya Fatwa Jihad, sebagai Hari Santri, sekaligus merupakan pengakuan atas nilai-nilai yang hidup di pesantren.

Fatwa Jihad, lanjut Cak Imin, terlahir dari nilai-nilai di pesantren.

"Saya bersyukur karena pada dasarnya perjuangan kita telah sampai pada titik yang mencerahkan," katanya.

Kini, lanjut Cak Imin, yang harus diperjuangkan adalah bagaimana nilai-nilai keulamaan, kesantrian, dan kepesantrenan, di antaranya kebenaran, kesabaran, dan kejujuran, makin masuk dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper