Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNPB: Korban Jiwa Gempa Sulteng 1.407 Orang, Data Masih Bisa Bertambah

Korban meninggal akibat gempa bumi dan tsunami palu terus bertambah. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 13.00 WIB tercatat sebanyak 1.407 korban meninggal dunia.
Tim SAR melakukan evakuasi korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan hotel Roa-Roa di Palu, Minggu (30/9). Diperkirakan sebanyak 50 orang tertimbun di reruntuhan bangunan hotel itu./Antara
Tim SAR melakukan evakuasi korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan hotel Roa-Roa di Palu, Minggu (30/9). Diperkirakan sebanyak 50 orang tertimbun di reruntuhan bangunan hotel itu./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Korban meninggal akibat gempa bumi dan tsunami palu terus bertambah. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 13.00 WIB tercatat sebanyak 1.407 korban meninggal dunia.

Korban meninggal dunia tersebut berasal dari 4 titik daerah dengan sebaran 1.177 jiwa di Palu, 153 jiwa di Donggala, 12 di Parigi Moutong, 65 jiwa di Sigi.

“Kami perkirakan data akan terus bergerak, karena tim pencarian dan penyelamatan (SAR) masih terus mencari semua korban,” ujar Kapusdatin dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB Jakarta, Rabu (3/10/2018).

Sementara itu, BNPB mencatat 2.549 orang mengalami luka berat yang saat ini sudah dapat penangangan di rumah sakit. Selain itu, untuk korban yang masih hilang masih terdapat sebanyak 113 orang, dan korban yang tertimbun sebanyak 152 orang.

Sementara itu, berdasarkan citra satelit, gabungan Tim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Institut Teknologi Bandung, dan Asian Institute of Technology Thailand menghitung lebih dari 5.000 bangunan rusak akibat gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Siaran pers Tim Tanggap Darurat Bencana Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Jakarta, Rabu, menyebutkan tim baru menghitung kerusakan akibat gempa dan tsunami di sebagian wilayah yang citranya ditangkap Satelit Pleiades.

Data yang digunakan adalah data citra satelit tanggal 6 Juli 2018 (sebelum gempa) yang diterima oleh Stasiun Bumi LAPAN di Pare-pare dan data tanggal 30 September 2018 (setelah gempa) yang diterima oleh International Disaster Charter. Selengkapnya baca di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper