Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penanganan Bencana Palu dan Lombok Berbeda. Ini Alasan Pemerintah Terima Bantuan Asing

Pemerintah memaparkan alasan mengapa penanganan bencana di Palu berbeda dengan penangan bencana di Lombok. Pada bencana di Palu pemerintah menerima bantuan asing, berbeda dengan di Lombok.
Foto udara kawasan tanah bergerak (likuifaksi) yang terjadi akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 SR pada 28 September 2018 di Palu Selatan, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018)./ANTARA-Irwansyah Putra
Foto udara kawasan tanah bergerak (likuifaksi) yang terjadi akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 SR pada 28 September 2018 di Palu Selatan, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018)./ANTARA-Irwansyah Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memaparkan alasan mengapa penanganan bencana di Palu berbeda dengan penangan bencana di Lombok. Pada bencana di Palu pemerintah menerima bantuan asing, berbeda dengan di Lombok.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan penjelasan terkait perbedaan penanganan tanggap darurat pascagempa sehingga pemerintah menerima bantuan asing untuk Palu.

"Ini [gempa Palu] terjadi di perkotaan. Jadi di perkotaan itu berbeda dengan pedesaan, kalau di pedesaan seperti Lombok, di luar kota maksudnya, itu ekonomi tetap jalan karena tanaman masih ada, padi masih ada, tembakau masih ada, jadi tidak apa-apa," kata Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Ketika gempa bumi melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat, kondisi perekonomian daerah saat itu masih berjalan karena secara teknis jaringan komunikasi, sarana pelabuhan, dan bandara masih berfungsi.

Pada bencana alam di Donggala, Palu dan beberapa area di Sulawesi Tengah, kata Wapres, jaringan komunikasi dan listrik mati total. Bandara SIS Al-Jufrie pun mengalami kerusakan sehingga bantuan menjadi tersendat.

"Jadi kalau di Lombok kita masih bisa ke toko beli sesuatu. Ini [di Palu] semua [toko] tutup. Ini kenapa kelihatan panik di Palu? Karena listrik dan komunikasi tiba-tiba mati. Kalau satu juta orang tiba-tiba kehilangan handphone-nya, pasti panik," kata Wapres.

Ketiadaan jaringan komunikasi dan listrik menyebabkan warga resah karena tidak dapat berhubungan dengan daerah di luar Palu. Hal itu ditambah kondisi daerah yang mencengangkan pascabencana.

Wapres Kalla mengatakan perbaikan jaringan komunikasi dan listrik untuk semua daerah terdampak bencana memerlukan waktu lama.

Akibatnya, kata dia, penyaluran bantuan secara merata juga tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat.

"Listrik itu butuh berminggu-minggu baru bisa menyala, karenanya dikasih genset untuk daerah-daerah tertentu. Begitu pula handphone, walaupun sudah menyala BTS-nya tetapi bagaimana men-charge telepon kalau tidak ada listrik," katanya.

Untuk saat ini, Pemerintah mengutamakan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi serta pencarian korban meninggal sekaligus pembersihan daerah bencana dari reruntuhan gempa bumi dan tsunami.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper