Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FIHRRST dan BINUS Dukung Pembinaan WBP LP Perempuan Tangerang

Untuk partisipasi mendukung pelaksanaan Basic Principles for the Treatment of Prisoners, The Foundation for International Human Rights Reporting Standards (FIHRRST) bekerja sama dengan jurusan psikologi, Universitas Binas Nusantara (BINUS), telah melaksanakan program pembinaan WTP di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Tangerang, Bant
Ilustrasi/Jibi
Ilustrasi/Jibi

Kabar24.com, JAKARTA - Untuk partisipasi mendukung pelaksanaan Basic Principles for the Treatment of Prisoners, The Foundation for International Human Rights Reporting Standards (FIHRRST) bekerja sama dengan jurusan psikologi, Universitas Binas Nusantara (BINUS), telah melaksanakan program pembinaan WTP di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Tangerang, Banten.

Program itu terselenggara berkat bantuan Tifa Foundation dan kerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Tangerang dalam kerangka Kemitraan Public-Private. 

LP Perempuan Kelas IIA Tangerang didirikan 1979 dan mulai difungsikan pada 1982. LP ini berkapasitas 250 orang. Namun, seperti kebanyakan LP di Indonesia yang mengalami kelebihan kapasitas, LP Perempuan Tangerang dihuni WBP 398 orang. Kelebihan kapasitas ini merupakan tantangan bagi institusi pengelola lembaga pemasyarakatan di Indonesia untuk memenuhi kaidah-kaidah sesuai Basic Principles for the Treatment of Prisoners. 

WBP perempuan menghadapi permasalahan lebih kompleks, tidak hanya faktor psikis, tetapi juga psikologis. Sulitnya menerima kondisi yang terjadi, termasuk pemisahan dari keluarga dan sulit beradaptasi dengan lingkungan penjara, dan pengalaman trauma di masa lalu seringkali menjadi faktor yang membuat perempuan WBP cenderung memiliki tingkat permasalahan psikologis lebih tinggi. Situasi itu yang menunjukkan pentingnya penyediaan layanan kesehatan mental bagi para perempuan penghuni lembaga pemasyarakatan. 

Melihat permasalahan tersebut FIHRRST bekerjasama dengan jurusan Psikologi Universitas BINUS telah mengupayakan penguatan kondisi psikologis WBP perempuan di LP Tangerang. 

WBP yang memiliki pengalaman traumatis dan kendala dalam pengelolaan stres dan emosi, diberi kesempatan mengikuti konseling emosi dan trauma. Selain itu, pelatihan seperti parenting skill, pelatihan interpersonal, dan komunikasi efektif, juga diberikan kepada WBP. 

FIHRRST menyadari pentingnya keberlanjutan dari capaian program ini. Karena itu, program pelatihan selain diberikan kepada WBP,  serta  kepada pengelola lembaga pemasyarakatan.

Pelatihan diberikan kepada petugas LP yang ditunjuk menjadi kader kesehatan mental, yang diharapkan dapat melanjutkan program penguatan kondisi psikologis dan karakter WBP di dalam LP perempuan Tangerang. Materi pelatihan itu meliputi; komunikasi efektif, layanan tanggap trauma, dan psychological first aid. Sebagai bagian dari komitmen kampus pada pengabdian kepada masyarakat; para psikolog yang juga pengajar Jurusan Psikologi, Universitas BINUS, dengan melibatkan para mahasiswa psikologi BINUS, akan melanjutkan aktivitas pemantauan dan penguatan kesehatan mental para WBP di LP Tangerang ini.

“Melibatkan organisasi masyarakat sipil dalam suatu program di lembaga pemasyarakatan akan dapat membantu menciptakan dan menjaga hubungan sehat antar WBP dan dengan lingkungan di luar lembaga pemasyarakatan, mengurangi efek buruk atas kendala terbatasnya fasilitas di dalam penjara, dan turut berpengaruh dalam memperbaiki suasana di dalam lembaga pemasyarakatan,” kata James Kallman, pendiri FIHRRST, Senin (1/10)

Sebelumnya, Kallman memberikan kuliah umum ‘Peran Kemitraan Public-private dan Ilmu Psikologi dalam Program Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan’ di Kampus BINUS, Alam Sutera, Tangerang (28/9).

Banyak pengalaman berharga yang telah diperoleh dari pelaksanaan program pembinaan WBP di LP Perempuan Tangerang. Sebagai komitmen untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada masyarakat luas; FIHRRST bersama Jurusan Psikologi Universitas BINUS, Yayasan TIFA, dan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Tangerang, mengadakan kuliah umum di Univesitas BINUS tentang hal itu. Hadir sebagai pembicara di antaranya James Kallman dan Tequila Bester (FIHRRST), Rita Eriani dan dr Nuning Sukma (LP Perempuan Tangerang), Darmawan Triwibowo (TIFA Foundation), dan Dr Istiani (Psikologi BINUS). 

“Proyek ini sangat baik untuk pembinaan kesehatan mental di lapas, apalagi karena lapas tidak memiliki tenaga psikolog. Dengan adanya program ini, setidaknya WBP dapat secara mandiri mengatasi masalah, baik untuk pribadi maupun teman sesama WBP. Pelatihan yang diberikan untuk petugaspun melatih mereka menumbuhkan rasa empati dan kepedulian saat menangani WBP yang memiliki masalah psikologis,” ujar Nuning Sukma, dokter medis di LP Perempuan Tangerang.

 Direktur Eksekutif Yayasan TIFA, Darmawan Triwibowo, yang memberikan keynote spech dalam kuliah umum, mengatakan bahwa memperbaiki kualitas pelayanan sistem lembaga pemasyarakatan adalah langkah penting yg tidak bisa ditunda lagi. “Negara harus hadir tetapi ada kalanya negara perlu untuk tidak sendirian hadir. TIFA melihat pentingnya kerjasama antara negara dan aktor non-negara untuk terus ditumbuhkan,’ ujarnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper