Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JPMorgan: Perang Dagang AS-China Akan Tekan Yuan

Dengan rendahnya prospek perundingan perdagangan AS-China, JPMorgan Chase & Co memperkirakan yuan merosot ke level terendahnya terhadap dolar AS dalam lebih dari satu dekade terakhir menyusul eskalasi ketegangan ekonomi kedua negara tersebut.
Yuan/Bloomberg
Yuan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Dengan rendahnya prospek perundingan perdagangan AS-China, JPMorgan Chase & Co memperkirakan yuan merosot ke level terendahnya terhadap dolar AS dalam lebih dari satu dekade terakhir menyusul eskalasi ketegangan ekonomi kedua negara tersebut.

"JPMorgan telah mengadopsi basis baru yang mengasumsikan tahap akhir perang dagang AS-China, termasuk penerapan 25% tarif AS pada seluruh barang impor China pada tahun 2019," ungkap tim analis JPMorgan termasuk John Normand, seperti dikutip Bloomberg.

Meskipun perkiraan pertumbuhan AS dan China tidak banyak terpengaruh berkat langkah-langkah stimulus China, "pelemahan yuan akan menjadi bagian dari keseimbangan baru," tulis mereka.

Bank Sentral China (People’s Bank of China/PBOC) diperkirakan mengejar kebijakan moneter yang lebih longgar untuk menopang pertumbuhan dalam menghadapi ancaman perang perdagangan, dan kemungkinan tidak akan banyak campur tangan untuk melawan tekanan pada yuan, menurut analisis JPMorgan seperti dilansir Bloomberg.

JP Morgan saat ini memperkirakan yuan turun menjadi 7,01 per dolar AS pada akhir Desember dan 7,19 pada September 2019, setelah sebelumnya memproyeksikan pada level 7,02.

"Kebijakan moneter China yang longgar memastikan bahwa dolar AS akan mendapat yield yang lebih tinggi dibandingkan yuan selama sisa siklus ini," tulis analis JPMorgan. Selisih imbal hasil akan mendukung dolar AS berkat pengetatan Federal Reserve, lanjut mereka.

Yuan yang lebih murah juga akan menyeret mata uang negara-negara emerging markets di Asia, dengan besarnya penyusutan kemungkinan melebihi level berjangka untuk semua mata uang kecuali rupee India dan rupiah.

Sementara untuk strategi investasi lintas aset, analis JP Morgan menungkapkan penurunan mata uang di Asia diperkirakan juga akan menjadi kendala pada ekuitas regional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper