Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CEO Google Bakal Bersaksi di Pengadilan AS

CEO Google Sundar Pichai telah setuju untuk bersaksi di hadapan pengadilan di AS sebelum akhir tahun ini untuk menerangkan mekanisme algoritma yang digunakan perusahaan mesin pencari itu.
Logo Google terlihat di luar kantor perusahaan teknologi tersebut di Beijing, China, Rabu (8/8)./Reuters-Thomas Peter
Logo Google terlihat di luar kantor perusahaan teknologi tersebut di Beijing, China, Rabu (8/8)./Reuters-Thomas Peter

Bisnis.com, JAKARTA — CEO Google Sundar Pichai telah setuju untuk bersaksi di hadapan pengadilan di AS sebelum akhir tahun ini untuk menerangkan mekanisme algoritma yang digunakan perusahaan mesin pencari itu.

Dia diminta bersaksi oleh Partai Republik. Seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (29/9/2018), Partai Republik ingin menanyai Google apakah algoritma yang mereka gunakan pada mesin pencarian terbesar di dunia tersebut dipengaruhi oleh bias manusia.

Selain itu, mereka juga ingin mendapatkan klarifikasi mengenai isu-isu yang selama ini berkembang terkait privasi pengguna, klasifikasi berita dan opini, serta berurusan dengan negara-negara dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Pada Jumat, (27/9) waktu setempat, Pichai dikabarkan bertemu dengan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow.

“Keduanya berdiskusi mengenai isu-isu yang berdampak pada platform internet dan ekonomi secara umum,” ujar Juru Bicara Gedung Putih Linsday Walters.

Anggota DPR AS Kevin McCarthy mendeskripsikan pertemuan tersebut sebagai sesuatu yang “sangat produktif” dan “blak-blakan”. Dia menyebut Google harus mengedepankan prinsip keterbukaan dan keadilan.

“Seiring berkembangnya bisnis teknologi, kami melihat keterbukaan di balik bisnis ini sangat kurang dan berujung pada berkurangnya kepercayaan dan yang paling parah bisa mencederai pengguna,” kata McCarthy.

Selama ini, Google selalu menyangkal adanya bias tersebut. Dalam keterangannya pada anggota parlemen AS beberapa waktu lalu, Pichai mengklaim Google berkomitmen untuk terus membuka kanal komunikasi dengan pihak berwenang.

“[Isu bias tersebut] sama sekali tidak benar. Tidak pernah ada bias dalam produk-produk kami apalagi terkait isu politik,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper