Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Serang Iran dan China di Sidang PBB, Pemimpin Dunia Marah

Presiden AS Donald menuduh Iran sebagai penebar kekacauan dan China mencampuri pemilu di negaranya saat berpidato di sidang Dewan Keamanan PBB.
Presiden AS Donald Trump duduk di kursi yang disediakan untuk kepala negara sebelum menyampaikan pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB k3-73 di kantor pusat AS di New York, AS, 25 September 2018./Reuters
Presiden AS Donald Trump duduk di kursi yang disediakan untuk kepala negara sebelum menyampaikan pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB k3-73 di kantor pusat AS di New York, AS, 25 September 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald menuduh Iran sebagai penebar kekacauan dan China mencampuri pemilu di negaranya saat berpidato di sidang Dewan Keamanan PBB.

Pernyataan itu spontan memicu kemarahan sejumlah pemimpin dunia, karena dia diniai telah memicu perpecahan.

Dalam pidatonya untuk pertama kali di depan Dewan PBB, Trump juga menyebut kesepakatan nuklir negara maju dengan Iran sebagai kesepakatan yang membahayakan.

Kesepakaan yang dia ingkari itu disebutnya telah memecah belah negaranya dengan sekutunya di Eropa. Bahkan, dia menyebut China  berperan melawan partainya (Partai Republik) pada pemilu jangka menengah yang akan digelar negara itu dalam beberapa waktu mendatang.

Trump menyebut apa yang dlakukan China itu meruakan balasan atas perang dagang yang terus dia kembangkan.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi menganggap hal itu sebagai tuduhan yang "tidak beralasan" sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (27/9/2018).

Pertemuan yang digelar kemarin waktu setempat di antaranya menyoroti keretakan antara Amerika Serikat dan sekutu Eropanya atas kesepakatan nuklir Iran.

Trump mengatakan bahwa sanksi yang kembali dijatuhkan kepada Iran akan merupakan sanksi dengan kekuatan penuh. Untuk itu, dia mendesak kekuatan dunia bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk memastikan rezim Iran mengubah perilakunya dan tidak pernah memperoleh bom nuklir.

Presiden Prancis Emmanuel Macron membalas pernyataan Trump dengan menyatakan bahwa kekhawatiran tentang Iran tidak dapat diatasi dengan "kebijakan sanksi dan blokade ekonomi."

Membela kesepakatan yang disahkan dalam resolusi Dewan Keamanan, Perdana Menteri Inggris Teresa May mengatakan bahwa kesepakatan nulkir Iran tetap merupakan cara terbaik untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.

Amerika Serikat mengingkari perjanjian nuklir Iran dan kembali menerapkan sanksi yang telah dicabut di bawah kesepakatan 2015 untuk mengekang program nuklir Iran.

Amerika pun berjanji untuk menghukum perusahaan asing yang melakukan bisnis dengan Iran. Dalam serangan terhadap China, Trump mengatakan kepada Dewan bahwa China ingin melihat menderita dengan sikap garis kerasnya terhada negara lain. 

"Sayangnya, kami menemukan bahwa China telah mencoba untuk ikut campur dalam pemilihan umum 2018 mendatang. Mereka tidak ingin saya atau kami menang karena saya presiden pertama yang pernah menantang China dalam perdagangan,” ujar Trump.

Menteri Luar Negeri China menanggapi dengan tegas bahwa Beijing secara ketat menganut kebijakan tidak campur tangan.

"Kami tidak dan tidak akan ikut campur dalam urusan domestik negara manapun. Kami menolak untuk menerima tuduhan tidak beralasan terhadap China," kata Wang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper