Bisnis.com, JAKARTA – Berita seputar harapan atas kesepakatan AS-Korsel serta BOJ yang mengkaji efek stimulus longgar menjadi sorotan media nasional pada hari ini, Rabu (26/9/2018), beserta sejumlah berita lain dari mancanegara.
Berikut rangkuman berita utama di sejumlah media nasional:
Harapan di Balik Kesepakatan AS-Korsel. Sesuai janji, Amerika Serikat ‘mengamankan’ kesepakatan perdagangan bebas dengan salah satu mitranya, Korea Selatan. Hal tersebut memberi harapan akan adanya kesepakatan Negeri Paman Sam dengan mitra dagang lainnya. (Bisnis Indonesia)
BOJ Kaji Efek Stimulus Longgar. Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) Haruhiko Kuroda menyampaikan bahwa bank sentral telah memasuki fase di mana pembicaraan untuk masa depan program stimulus longgar bukan lagi mengenai pantas atau tidak, melainkan lebih kepada efek samping yang dapat ditimbulkannya. (Bisnis Indonesia)
Indonesia Yakinkan Investor Inggris. Indonesia terus mengajak para investor Inggris untuk tidak ragu berbisnis dan berinvestasi di Tanah Air. Kepala Perwakilan Bank Indonesia di London Donny Hutabarat menyampaikan bahwa perekonomian Tanah Air masih stabil meskipun dihadapkan pada ketidakpastian global akibat perang dagang, kenaikan suku bunga acuan The Fed, dan guncangan ekonomi di Turki dan Argentina. (Bisnis Indonesia)
Pukulan Perang Tarif Dua Raksasa. Amerika Serikat (AS) dan China memberlakukan tarif baru atas barang satu sama lain di awal pekan ini. Belum ada tanda-tanda yang menunjukkan dua negara dengan ekonomi terbesar dunia ini mundur dari perselisihan dagang yang kian sengit. Banyak analis memperkirakan ini akan memukul pertumbuhan ekonomi global. (Kontan)
FDA Akan Larang Vaping. Administrasi Makanan dan Obat alias Food and Drug Administration (FDA) sedang mempertimbangkan untuk melarang penjualan rokok elektrik. Komisaris FDA Scott Gottlieb pada Selasa (25/9) mengatakan, lembaga ini melarang rokok elektrik karena permintaan rokok dari anak muda meningkat pesat. (Kontan)
Itikad Kanada di NAFTA. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan ada kemungkinan Kanada dapat membangun kesepakatan bilateral. Hal itu ketika Amerika Serikat (AS) dan Meksiko telah lebih dulu bersepakat dalam perjanjian Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). (Kontan)