Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS: Soal Serangan Parade Militer, Tudingan Iran Menggelikan

Menteri Pertahanan AS Jim Mattis menilai tudingan Iran bahwa AS mendalangi serangan dalam parade militer di Ahvaz, Iran sangat menggelikan.
Warga Ahvaz berduka ketika mengiringi pemakaman para korban serangan dalam parade militer di Ahvaz, Iran yang menewaskan 25 orang pada pekan lalu. Pemakaman dilakukan pada Senin (24/9)./Tasnim News Agency via Reuters
Warga Ahvaz berduka ketika mengiringi pemakaman para korban serangan dalam parade militer di Ahvaz, Iran yang menewaskan 25 orang pada pekan lalu. Pemakaman dilakukan pada Senin (24/9)./Tasnim News Agency via Reuters

Bisnis.com,  JAKARTA -- Menteri Pertahanan AS Jim Mattis menilai tudingan Iran bahwa AS mendalangi serangan dalam parade militer di Ahvaz, Iran sangat menggelikan.
 
"Jelas mereka tidak tahu apa yang terjadi dan sangat menggelikan untuk mengatakan bahwa kami mendalangi itu," ujarnya sebagamana dilansir dari CNN.com, Selasa (25/9/2018).

Mattis pun menanggapi ancaman balas dendam dari Iran dengan santai dengan mengatakan tak ada yang perlu dikhawatirkan. Iran diharapkan lebih bijak dalam menyikapi peristiwa tersebut.

Dia melanjutkan saat ini, Iran sudah menuding 3 negara dan 1 kelompok teroris sebagai otak di balik serangan tersebut.
 
"Kita lihat seberapa panjang daftar ini nantinya. Namun, mereka lebih baik mengetahui terlebih dulu yang mereka katakan sebelum berbicara," tambah Mattis.
 
Hingga saat ini, Iran masih melakukan penyelidikan dan belum diketahui jelas pelaku yang menewaskan setidaknya 25 orang pada akhir pekan lalu tersebut.
 
Insiden ini bermula ketika empat orang melepaskan tembakan membabi buta di tengah parade militer yang digelar untuk memperingati Peran Iran-Irak pada 1980-1988.
 
Suasana seketika kacau balau. Para tentara merangkak sembari mencari sumber tembakan, sedangkan perempuan dan anak-anak berlarian menyelamatkan diri mereka.
 
Tak lama setelah itu, kelompok militan ISIS mengklaim serangan tersebut. Namun, gerakan oposisi Arab, Avhaz National Resistence, juga mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper