Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ITB Tawarkan Desa Binaan dan Tahan Gempa di Lombok

Institut Teknologi Bandung (ITB) menawarkan gagasan pendirian desa binaan sehat dan tahan gempa di beberapa daerah yang mengalami kerusakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Institut Teknologi Bandung (ITB)./Istimewa
Institut Teknologi Bandung (ITB)./Istimewa

Bisnis.com, BANDUNG - Institut Teknologi Bandung  (ITB) menawarkan gagasan pendirian desa binaan sehat dan tahan gempa di beberapa daerah yang mengalami kerusakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

 Direktorat Humas dan Publikasi ITB, dalam siaran persnya di Bandung, Jumat (31/8/2018), menyatakan untuk mewujudkan hal tersebut Tim Satgas ITB untuk Lombok berkunjung ke berbagai instansi, hingga dusun untuk berdiskusi dengan berbagai pihak dan masyarakat terkait gagasan tersebut.

Tim yang dipimpin Mipi Ananta Kusuma dari Kelompok Keahlian Geodesi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian pertama-tama melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk menawarkan gagasan ITB terkait desa binaan yang cocok diaplikasikan pada daerah rawan bencana gempa seperti Lombok.

Berbekal data hasil pemetaan wilayah kerusakan di Lombok dengan menggunakan pesawat tanpa awak, beberapa daerah dirasa cocok untuk menjadi contoh desa binaan yang digagas ITB, ujarnya.

Daerah-daerah tersebut adalah Desa Selat di Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Desa Sembalun Bumbung di Lombok Timur, dan Dusun Jambi Anom, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.

Masing-masing daerah tersebut mewakili tipikal daerah di Lombok, antara lain yang mewakili daerah di pegunungan adalah Sembalun Bumbung karena letaknya yang dekat dengan pegunngan Rinjani.

Desa Selat mewakili daerah yang terletak dekat dengan daerah urban atau kota, sedangkan Jambi Anom mewakili daerah pedesaan yang dekat dengan laut.

Konsep desa binaan yang ditawarkan adalah daerah dengan akses publik yang baik serta perumahan yang sehat dan di dalamnya terdapat konsep hunian permanen yang cocok untuk daerah rawan bencana gempa seperti Lombok.

Rumah huni yang digagas akan menggunakan material yang tahan goncangan gempa seperti kayu atau bambu.

Meski dibuat dari bahan tersebut, hunian ini bersifat permanen dengan fasilitas kamar mandi dan fasilitas lain sesuai standar rumah sehat.

Material Bangunan

Material bangunan juga bisa didapatkan dari Lombok, sehingga akan menguntungkan orang-orang di Lombok juga dan pemeliharaan rumah pun bisa dilakukan orang Lombok sendiri yang sudah sangat familiar dengan kayu dan bambu.

"Sebagai tahap awal, rencananya akan dibangun satu contoh di tiap daerah yang diharapkan jadi desa binaan. Membuat posko di Desa Jati Anom. Dome, nanti ada rumah contoh, ada 'water treatment', ada MCK pokoknya satu set lengkap," kata dia.

Pihaknya ingin menunjukkan ke masyarakat, bahwa produknya bisa dipakai dan bisa ditiru.

"Kami siapkan pendampingan untuk menghidupkan itu. Nanti akan ada dosen atau mahasiswa yang mendampingi selama proses mencontoh itu," lanjut dia.

Dalam penataan ruang ini, kata Mipi, luas lahan hunian yang dimiliki warga memang akan berkurang untuk memberi ruang pada fasilitas publik. Penataan ini juga akan melibatkan pembuatan sertifikat tanah dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang baru.

Rencananya, dalam waktu dekat akan diberangkatkan satgas ITB, lalu pada gelombang berikutnya, tim dari arsitektur ITB akan datang untuk membuat contoh rumah sebagai tempat keperluan publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper