Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gempa NTB Dalam Sejarah Manuskrip Kuno

Masyarakat Nusa Tenggara Barat masih diselimuti duka mendalam akibat gempa berkekuatan 7 skala richter mengguncang provinsi itu sekira pukul 6:46 WITA. Waktu terjadinya gempa sedikit mengena dengan manuskrip kuno terkait gempa abad ke-18.
Relawan mencari korban yang tertimbun reruntuhan bangunan Masjid Nurul Iman yang rusak akibat gempa bumi di Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8/2018)./ANTARA-Zabur Karuru
Relawan mencari korban yang tertimbun reruntuhan bangunan Masjid Nurul Iman yang rusak akibat gempa bumi di Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8/2018)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat Nusa Tenggara Barat masih diselimuti duka mendalam akibat gempa berkekuatan 7 skala richter mengguncang provinsi itu sekitar pukul 06:46 WITA. Waktu terjadinya gempa sedikit mengena dengan manuskrip kuno terkait gempa abad ke-18.

Kolektor Manuskrip Aceh, Tarmizi Abdul Hamid menjelaskan kejadian gempa setidaknya digambarkan detail dalam sebuah manuskrip. Catatan kuno yang disebutnya Kitab Gempa itu menjelaskan tentang guncangan bumi yang terjadi di bulan Zulkaidah.

Gempa NTB terakhir kali terjadi pada 5 Agustus 2018 atau tanggal 23 Zulkaidah 1439 dalam kalender Hijriah. Gempa juga terjadi di waktu antara Magrib dan Insya di sebagian wilayah Indonesia.

“Dalam catatan manuskrip itu disebutkan bila terjadi gempa pada waktu magrib bulan Zulkaidah akan terjadi banyak orang meninggal di negeri [daerah gempa] itu dan banyak orang kaya [menjadi korban]. Itu yang tertulis,” kata Tarmizi saat dihubungi Bisnis, Selasa (7/8/2018).

Tarmizi menegaskan, gambaran tersebut bukan ramalan, akan tetapi sebuah catatan manuskrip kuno. Artinya, kejadian serupa pernah terjadi di masa lalu, sehingga kemudian dituliskan sebagai catatan oleh orang terdahulu.

Tidak ada catatan siapa penulis dan tahun dituliskan manuskrip itu. Setelah diteliti ditemukan kesempulan bahwa kitab tentang gempa dituliskan pada awal abad ke-18. Menurut Tarmizi, kebanyakan ulama sufi masa itu khawatir pada perbuatan riya, sehingga tidak tertulis nama pengarang.

“Manuskrip ini juga tidak menjelaskan di mana catatan ini ditulis, sehingga bisa menjadi panduan untuk seluruh nusantara. Sangat detail dijelaskan terkait dengan gempa termasuk waktu terjadi gempa,” jelasnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat gempa dua hari lalu menyebabkan 82 orang meninggal dunia. Ratusan orang rula-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan. Pemerintah terus melakukan beragam upaya penanganan bagi masyarakat korban gempa tersebut.

Di sisi lain, masyarakat Aceh katanya turut berduka atas musibah yang terjadi di provinsi itu. "Semoga apa yang terjadi di NTB tidak terulang di tempat yang lain. Semoga masyarakat di sana menerima bencana ini dalam keadaan ikhlas dan tabah. Kami masyarakat Aceh berduka atas bencana ini," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper