Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PILPRES 2018: SBY Diserang Karena 'Bacain' Kondisi Partai Koalisi Jokowi

Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menilai Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono asal berbicara mengenai kondisi internal koalisi partai politik pengusung Joko Widodo sebagai calon presiden sehingga pernyataannya harus dikoreksi. Ketika SBY 'hopeless' dengan kondisi AHY, yang bisa dia lakukan hanya mengomentari secara asal tentang koalisi Jokowi, ujarnya.
Presiden Jokowi (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta, disaksikan Ketua Dewan Pembina Wiranto, seusai membuka Rapimnas Partai Hanura, di Hotel The Stones, Kuta, Bali, Jumat (4/8)./Setneg
Presiden Jokowi (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta, disaksikan Ketua Dewan Pembina Wiranto, seusai membuka Rapimnas Partai Hanura, di Hotel The Stones, Kuta, Bali, Jumat (4/8)./Setneg

Bisnis.com, JAKARTA -  Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menilai Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono asal berbicara mengenai kondisi internal koalisi partai politik pengusung Joko Widodo sebagai calon presiden sehingga pernyataannya harus dikoreksi.

"Kondisi koalisi parpol pendukung Jokowi mantap terkendali dan bergerak tanpa keraguan memenangkan Jokowi pada Pilpres 2019," kata Inas di Jakarta, Jumat (27/7/2018).

Dia menilai SBY sebagai seorang yang peragu sehingga menuntun anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjadi calon wakil presiden (cawapres).

PILPRES 2018: SBY Diserang Karena 'Bacain' Kondisi Partai Koalisi Jokowi

Padahal, menurut dia, seorang cawapres itu harus seorang negarawan, sedangkan AHY masih jauh kalau disebut negarawan.

"Ketika SBY 'hopeless' dengan kondisi AHY, yang bisa dia lakukan hanya mengomentari secara asal tentang koalisi Jokowi," ujarnya.

Inas menghimbau SBY jangan dahulu menilai kemampuan orang lain sebelum mampu menilai kemampuan anaknya sendiri.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meragukan kesolidan enam partai koalisi pendukung Presiden Joko Widodo.

SBY menuturkan  sampai saat ini peta koalisi masih sangat cair.  Menurut dia, koalisi Jokowi maupun Prabowo Subianto masih bisa berubah sampai penutupan pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Kalau apakah ada kemungkinan bongkar pasang koalisi, ya, dalam politik itu biasa saja. Bisa iya, bisa tidak," ujar SBY saat jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Rabu, (25/7) malam.

Dia berpendapat  masing-masing capres belum memutuskan siapa cawapresnya. Oleh karena itu, peluang anggota partai koalisi bubar bisa saja terjadi setelah pengumuman cawapres masing-masing.

Wakil Sekjen Partai Demokrat Putu Supadma Rudana mengatakan  SBY tidak pernah menyodorkan AHY kepada siapa pun sebagai cawapres.

Menurut dia, yang meminta AHY sebagai cawapres adalah keinginan mayoritas kader Partai Demokrat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper