Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Picu Kontroversi, India Cabut Pajak Pembalut Wanita

India mencabut pajak untuk pembalut wanita sebesar 12% yang memicu kontroversial, menyusul kampanye vokal pimpinan para aktivis dan bintang Bollywood untuk meningkatkan pendidikan dan pemberdayaan perempuan.
Festival Hindu di India Chhath Pooja./REUTERS
Festival Hindu di India Chhath Pooja./REUTERS

Bisnis.com, NEW DELHI -- India mencabut pajak untuk pembalut wanita sebesar 12% yang memicu kontroversial, menyusul kampanye vokal pimpinan para aktivis dan bintang Bollywood untuk meningkatkan pendidikan dan pemberdayaan perempuan.

Pengumuman Sabtu itu merupakan bagian dari serangkaian perubahan kebijakan pajak barang dan jasa (GST) nasional yang ditujukan mengurangi harga sekitar 90 barang konsumsi utama, banyak di antaranya menyasar kelas menengah perkotaan menjelang pemilihan umum tahun depan.

"Menurut saya semua perempuan akan senang mengetahui bahwa pembalut wanita kini 100 persen bebas pajak. Tidak akan ada GST untuk pembalut wanita," kata pelaksana tugas menteri keuangan India Piyush Goyal kepada wartawan, Sabtu.

Aktivis, aktor Bollywood dan beberapa politikus menentang pengenaan pajak 12 persen itu, menyebut kurangnya akses dan keterjangkauan terhadap produk kebersihan utama sebagai penghalang utama bagi pemberdayaan perempuan di negara tersebut.

"Satu di antara hari-hari ketika satu berita membawa air mata bahagia karena keinginan yang dekat dengan hati kita terpenuhi," kata Akshay Kumar, satu bintang populer Bollywood, di Twitter.

"Terima kasih...karena memahami kebutuhan kebersihan menstrual dan membebaskan pembalut wanita dari pajak. Saya yakin puluhan juta perempuan di negara kita diam-diam menyampaikan terima kasih..," ia menambahkan.

Sebuah laporan survei nasional yang dirilis awal tahun ini menyebutkan sekitar 60 persen perempuan muda berusia antara 16 hingga 24 tahun tidak memiliki akses terhadap pembalut wanita. Dan angkanya bisa sampai 80 persen di negara-negara bagian India yang lebih miskin di tengah dan timur.

Laporan dalam beberapa tahun terakhir mengaitkan tidak adanya infrastruktur dasar seperti toilet di sekolah-sekolah pemerintah India di luar pusat kota besar dan kurangnya akses terhadap pembalut, dengan tingkat putus sekolah yang lebih tinggi di kalangan perempuan, demikian siaran kantor berita AFP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper