Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belum Umumkan Cawapres, Jokowi Dibandingkan dengan SBY

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan seharusnya calon petahana yaitu Presiden Joko Widodo mengumumkan pasangan yang dipinangnya untuk mengikuti kontestasi pemilu presiden 2019 lebih awal
Fadli Zon menyampaikan pidato dalam Sidang Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/10)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Fadli Zon menyampaikan pidato dalam Sidang Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/10)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan seharusnya calon petahana yaitu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pasangan yang dipinangnya untuk mengikuti kontestasi Pemilu Presiden 2019 lebih awal.

Adapun Partai Gerindra, kata Fadli Zon, akan mengumumkan calon rival Presiden Joko Widodo sesuai batas waktu yang ditentukan KPU.

“Kami akan menyesuaikan dengan pembicaraan saja sampai batas waktu yang ditentukan. Harusnya incumbent kalau sudah matang, ya biasanya mengumumkan lebih awal,” ujarnya, Senin (23/7/2018).

Dia mencontohkan, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendaftarkan diri. Pendaftaran Presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2009-2014 itu saat mengikuti pemilu bahkan satu bulan sebelum batas akhir yang ditetapkan.

“Dulu Pak SBY kalau tidak salah satu bulan malah sebelum batas wktu. Jadi lebih menarik juga pada saat itu, tapi kan sekarang belum ada juga, sebagai incumbent pertahana, ini kan tradisinya selalu duluan,” ujarnya.

Di sisi lain, dia pun menyebut pihaknya masih punya waktu untuk mengekplorasi semua kemungkinan pencalonan yang ada. Seperti diketahui, pada 2014 pihaknya mencalonkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden berhadapan dengan Presiden Joko Widodo.

Hingga saat ini, suara pencalonan kembali mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut masih kuat di tubuh Partai Gerindra.

Fadli pun menambahkan pihaknya optimistis bisa mebangun koalisi yang kuat dengan partai-partai yang selama ini membangun berkomunikasi dengan baik seperti PKS, PAN hingga kemungkinan bergabungnya Partai Demokrat.

“Kalau kami berempat bersatu, kami membuat satu konfigurasi koalisi yang cukup kokoh,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper