Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PILPRES 2019: Anies atau AHY? Ini Jawaban Jusuf Kalla

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau biasa disapa JK mengatakan secara teori ia lebih cocok jika berpasangan dengan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY ketimbang Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan sebagai calon presiden dan wakil presiden 2019.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mencoba memukul bola ketika meninjau venue hoki di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (29/6/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Wakil Presiden Jusuf Kalla mencoba memukul bola ketika meninjau venue hoki di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (29/6/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau biasa disapa JK mengatakan secara teori ia lebih cocok jika berpasangan dengan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY ketimbang Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan sebagai calon presiden dan wakil presiden 2019.

Alasannya, kata mantan ketua umum Partai Golkar ini, ia merasa memiliki banyak perbedaan dengan anak pertama Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu. Sementara, jika bersama Anies, sebaliknya.

"Terlalu banyak kesamaan. Walaupun dia (Anies) lahir di Jawa, dia tidak terlalu dikenal sebagai orang Jawa," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (2/7/2018).

Menurut teorinya, Kalla menjelaskan, masyarakat menginginkan pasangan capres dan cawapres yang memiliki perbedaan baik dari asal partai, golongan, atau suku agar saling melengkapi satu sama lain.

"Kalau AHY, perbedaannya banyak. Hampir semuanya berbeda malah," ucapnya.

"Kalau dari sisi teori, harus saling menambah, iya (cocok)," kata Kalla.

Sebelumnya, Partai Demokrat disebut-sebut ingin merangkul Kalla dan memasangkannya dengan AHY sebagai calon presiden dan calon wakil presiden 2019. Kalla berujar belum pernah ada pembicaraan antara ia dan Partai Demokrat terkait hal ini.

Selain belum ada pembicaraan, kata Kalla, Partai Demokrat tidak bisa sendirian mencalonkan pasangan calon presiden. Demokrat hanya memiliki 10 persen kursi Dewan Perwakilan Rakyat, sedangkan undang-undang mensyaratkan partai yang mau mengusung pasangan calon presiden harus memiliki 20 persen kursi di DPR.

"Kami belum bicarakan. Apalagi juga mendapatkan 20 persen itu butuh tiga partai lagi," ucapnya.

Ia menyatakan sejatinya ingin istirahat dari dunia politik. Namun hal itu bisa saja berubah.

"Istirahat itu masih ada yang di atasnya, yaitu kepentingan bangsa dan negara," ucap JK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper