Kabar24.com, JAKARTA – Seluruh gerai Toys “R” Us Inc. di Amerika Serikat resmi menghentikan operasional bisnisnya pada akhir pekan lalu. Peritel mainan anak-anak yang bangkrut itu memajang pesan perpisahan untuk pelanggan lewat laman resminya menggunakan ikon Geoffrey di Jerapah yang berterima kasih dan mengucapkan “Teruslah Bermain!”
“Terima kasih kepada kalian semua yang berbagi pengalaman menakjubkan [dan selama] menjadi orang tua dengan kami, dan untuk semua kakek-nenek, bibi, paman, kakak dan adik, yang membangun pesawat roket, petualangan pahlawan, atau yang menciptakan sesuatu yang gooey. Berjanjilah pada kami, jangan pernah tumbuh besar, dan teruslah bermain!,” tulis pesan tersebut seperti dikutip dari laman resminya, Minggu (1/7/2018).
Sebanyak lebih dari 700 gerai Toys “R” Us telah ditutup di Amerika Serikat. Likuidasi dari peritel mainan anak-anak terbesar di AS itu merupakan guncangan bagi ratusan pembuat mainan yang menjualkan produk mereka di sana, di antaranya Mattel Inc. pembuat boneka Barbie, Hasbro Inc. pembuat papan permainan, dan vendor besar lainnya seperti Lego.
Tutupnya Toys “R” Us juga meninggalkan kekosongan bagi pembuat mainan kecil yang bergantung kepada perusahaan untuk memajang produk barunya.
Toys “R” Us mengajukan perlindungan kebangkrutan Chapter 11 pada September tahun lalu dengan harapan dapat merestrukturisasi utangnya sebesar US$5 miliar. Adapun utang itu berasal dari pembelian leverage sebesar US$6,6 miliar pada 2005.
Namun, perusahaan memutar haluan pada Maret, mengatakan bahwa mereka akan menjual operasionalnya di Kanada, Asia, dan Eropa, serta menutup operasional di AS.
Mengutip Reuters, Minggu (1/7/2018), seiring bertambahnya platform daring seperti Amazon.com Inc., pada analis menunjuk Walmart Inc., Target Corp., JC Penney Co. Inc., Kohlis Corp., dan Bed Bath&Beyond sebagai rantai yang dapat mengambil pembagian pasar dari Toys “R” Us.
Sementara itu, gerai obat-obatan seperti CVS Health Corp. dan Rite Aid Corp., serta Dollar General Corp. atau TJ Maxx juga bakal menyuplai rak-rak mereka dengan lebih banyak mainan.
Di dalam lansekap ritel, data dari International Council of Shopping Centers mencatat lebih dari 8.000 gerai AS telah ditutup pada 2017, kira-kira naik dua kali lipat rata-rata penutupan gerai pada dekade sebelumnya.