Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC Belum Sebutkan Angka Pasti Kenaikan Produksi

Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau Organization of Petroleum Exporting Country (OPEC) akan bertemu dengan sejumlah negara anggota serta aliansinya, Sabtu (23/6/2018), untuk memutuskan kenaikan produksi minyak.
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger

Bisnis.com, WINA - Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau Organization of Petroleum Exporting Country (OPEC) akan bertemu dengan sejumlah negara anggota serta aliansinya, Sabtu (23/6/2018), untuk memutuskan kenaikan produksi minyak.

Namun, langkah yang akan ditempuh ini masih meninggalkan keraguan pasar. Terutama terkait dengan jumlah kenaikan produksi yang akan diputuskan OPEC. Sebelumnya, Presiden Donald Trump menyampaikan harapannya agar OPEC menaikkan produksi minyak secara substansial.

Hal tersebut dimaksud Trump untuk menjaga harga minyak tetap rendah. Selain AS, China dan India juga mendesak OPEC untuk merilis lebih banyak pasokan minyak untuk mencegah terjadinya defisit minyak yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi dunia.

Dalam pernyataan resmi OPEC yang dikutip dari Reuters, organisasi ini akan menaikkan pasokan dengan kembali ke 100% sesuai dengan pemotongan output yang disepakati sebelumnya, tetapi OPEC tidak memberikan angka konkret.

Namun, mengutip Bloomberg (22/6), Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih menuturkan OPEC menyetujui peningkatan produksi nominal sebesar 1 juta barel per hari. Beberapa menteri yang menghadiri pertemuan tersebut juga mengatakan kesepakatan itu akan menambah pasokan jumlah minyak yang lebih sedikit ke pasar - sekitar 700.000 barel per hari - karena sejumlah negara tidak dapat meningkatkan produksi mereka.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan OPEC dan sekutunya sebenarnya telah melebihi ketentuan kapasitas produksi 1,8 juta barel per hari sebesar 47% pada bulan.

Nilainya setara sekitar 850.000 barel per hari dari kerugian pasokan tambahan yang sebagian besar tidak disengaja akibat jatuhnya industri minyak Venezuela dan penurunan produksi jangka panjang Meksiko.

Menteri Energi Arab Saudi menuturkan negaranya memiliki kapasitas cadangan yang cukup untuk mengimbangi kerugian dan menjaga harga stabil, Namun, dia mengakui bahwa langkah semacam itu tidak cocok secara politik untuk sesama anggota OPEC. Pada perdagangan Jumat (22/6), harga minyak mentah jenis Brent naik 3,4% atau US$2,5 menjadi US$75,55 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper