Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Rapat OPEC, Trump dan Iran Perang Urat Syaraf

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menyalahkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau Organization of the Potreleum Exporting Countries atas kenaikan harga minyak yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Bisnis.com,JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menyalahkan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak atau Organization of the Potreleum Exporting Countries atas kenaikan harga minyak yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Dilansir dari Reuters, Kamis (14/6/2018), Donald Trump melalui cuitan di sosial media mengeluhkan tingginya harga minyak yang sudah terlalu tinggi. Dia menuduh Organization of the Proteleum Exporting Countries (OPEC) sebagai dalang dari kondisi tersebut.

Gubernur OPEC dari Iran Hossein Kazempour Arderbili mengecam sikap Trump yang menyalahkan organisasi para produsen minyak dunia akibat kenaikan harga minyak tersebut. Menurutnya, tudingan Trump tersebut mengarah kepada Iran dan Venezuela.

“Anda [Trump] tidak dapat memberi sanksi pada dua anggota pendiri OPEC dan masih menyalahkan OPEC atas ketidakstabilan harga minyak. Ini bisnis, Tuan Presiden,” ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/6/2018).

Seperti diketahui, harga minyak telah naik 60% dalam setahun terakhir setelah OPEC dan negara produsen non-OPEC memutuskan untuk mengurangi pasokan pada 2017. Para penghasil minyak terbesar di dunia tersebut rencana akan mengadakan rapat di WINA pada 22 Juni 2018 hingga 23 Juni 2018 di Wina, Austria.

Harga bahan bakar minyak di Negeri Paman Sam tercatat telah merangkak naik hingga US$3 per galon selama liburan musim panas. Angka tersebut mendekati US$4 per galon yang terjadi pada Resesi Besar pada 2007-2009. 

Kendati demikian, Departemen Energi AS mencatat permintaan bensin tetap tinggi dan tercatat naik dengan kisaran 9,9 juta barel per hari pada pekan lalui. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper