Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua MUI Imbau Kotbah Salat Idulfitri Tidak Menyingung Politik Praktis

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin meminta seluruh khatib Salat Idul Fitri tidak menyampaikan isi kotbah yang mengandung ajakan politik praktis. Dia berharap suasana kebersamaan dalam perayaan tahun ini bisa terjaga dengan baik dan tidak dirusak oleh agenda politik praktis.
Presiden Joko Widodo (kanan) menyapa Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin (kiri) sebelum memimpin rapat pleno Komite Nasional Keuangan Syariah di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/2)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) menyapa Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin (kiri) sebelum memimpin rapat pleno Komite Nasional Keuangan Syariah di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/2)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Kabar24.com, JAKARTA - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin meminta seluruh khatib Salat Idul Fitri tidak menyampaikan isi kotbah yang mengandung ajakan politik praktis. Dia berharap suasana kebersamaan dalam perayaan tahun ini bisa terjaga dengan baik dan tidak dirusak oleh agenda politik praktis.

“Warna politik dalam jemaah kita itu bermacam-macam, karena itu jangan sampai kotbahnya menjadi ajang penyampaian politik praktis," kata dia di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis 14 Juni 2018.

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 Hijriah jatuh pada Jumat 15 Juni 2018. Penetapan pada tahun cenderung seragam antara pemerintah dan sejumlah organisasi besar masyarakat Islam.

Menurut Ma'ruf, hari raya Lebaran yang seragam merupakan berkah. Dia mengajak masyarakat bersyukur bisa merayakan Lebaran secara bersamaan dan karenanya, meminta dimanfaatkan seluruh umat Islam untuk bersilaturahmi dan berbagi kasih sayang.

"Kita sesama muslim dan sesama keluarga bangsa hendaknya menghilangkan kesalahpahaman,” kata Ma’ruf. Dia menambahkan, “Mari kita bangun hubungan yang penuh saling pengertian sehingga tak ada kegaduhan lagi.”

Ma’ruf menuturkan, perayaan Idul Fitri yang damai dan tenteram dapat dimulai dengan khatib yang menyampaikan ceramah yang menyejukkan dan menebar kedamaian. Ceramah yang hendaknya mengajak pada persatuan dan persaudaraan.

“Jangan sampai ada khatib Salat Idul Fitri yang justru merusak suasana indah dan damai ini dengan kotbah politik yang memprovokasi," ujar Ma'ruf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper