Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gempur Militan Houthi, Aliansi Saudi Siap Perang Besar di Pelabuhan Yaman

Sebuah koalisi yang dipimpin Saudi pada Selasa (12/6) mempersiapkan serangan militer di pelabuhan utama Yaman, untuk meluncurkan pertempuran terbesar dari perang tiga tahun antara aliansi negara-negara Arab dan gerakan Houthi yang mengendalikan ibu kota Yaman.
Pengikut gerakan Houthi Syiah menaiki sebuah bulldozer yang mereka rebut dari polisi anti huru-hara di sepanjang jalan utama menuju bandara di Sanaa, Yaman./Reuters
Pengikut gerakan Houthi Syiah menaiki sebuah bulldozer yang mereka rebut dari polisi anti huru-hara di sepanjang jalan utama menuju bandara di Sanaa, Yaman./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Sebuah koalisi yang dipimpin Saudi pada Selasa (12/6) mempersiapkan serangan militer di pelabuhan utama Yaman, untuk meluncurkan pertempuran terbesar dari perang tiga tahun antara aliansi negara-negara Arab dan gerakan Houthi yang mengendalikan ibu kota Yaman.

Uni Emirat Arab, anggota aliansi yang didukung Barat, menetapkan batas waktu hingga Selasa bagi Houthi yang bersekutu dengan Iran untuk mundur dari Pelabuhan Hodeidah di bawah pembicaraan yang dipimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Ini adalah jam-jam terakhir dan final untuk mendapatkan jaminan tanpa syarat bahwa Houthi akan meninggalkan pelabuhan," kata Menteri Urusan Luar Negeri UAE Anwar Gargash, namum ia menolak untuk membahas operasi militer.

"Jika situasi saat ini berlanjut, kita akan menemui jalan buntu secara politis," katanya. "Hal terakhir yang kami inginkan adalah memperpanjang perang di Yaman," tambahnya.

Ini akan menjadi yang pertama kalinya sejak tentara asing bergabung dengan perang pada 2015 atas nama pemerintah Yaman yang terasingkan, di mana mereka telah berusaha untuk merebut kota besar yang dipertahankan dengan baik.

Hodeidah, pelabuhan Laut Merah terbesar Yaman dan satu-satunya di bawah kendali Houthi, berfungsi sebagai garis hidup bagi mayoritas penduduk Yaman, yang tinggal di wilayah Houthi.

PBB mengatakan pihaknya terlibat dalam diplomasi ulang "intens" antara Houthi, Arab Saudi, dan UEA untuk mencegah serangan itu, yang dikhawatirkan dapat memperburuk krisis kemanusiaan paling mendesak di dunia.

Diperkirakan 600 ribu orang tinggal di daerah itu, dan dalam skenario terburuk sebuah pertempuran dapat menelan biaya hingga 250 ribu jiwa, serta memutus bantuan dan pasokan bagi jutaan orang yang menghadapi kelaparan dan penyakit.

Sekelompok senator Amerika Serikat mendesak Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Jim Mattis, dalam sebuah surat pada Selasa, untuk dengan kuat mendukung upaya merundingkan resolusi untuk konflik dan mendorong semua pihak menghindari langkah-langkah yang selanjutnya akan menghalangi akses Yaman untuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Gargash, Menteri Luar Negeri UEA mengatakan, rencana sudah disiapkan untuk menjaga pelabuhan tetap beroperasi dan mendesak komunitas internasional untuk menekan Houthi agar mengevakuasi diri dan meninggalkan pelabuhan secara utuh, tanpa menanam ranjau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper