Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Kembali Ancam Keluar dari NAFTA

Presiden AS Donald Trump memperbarui ancamannya untuk membatalkan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dan bakal mengupayakan kesepakatan terpisah dengan Kanada dan Meksiko.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpidato saat buka puasa di Gedung Putih, 6 Juni 2018./Reuters
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpidato saat buka puasa di Gedung Putih, 6 Juni 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump memperbarui ancamannya untuk membatalkan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dan bakal mengupayakan kesepakatan terpisah dengan Kanada dan Meksiko.

Sebelumnya, tarif baja dan aluminium yang diberikan Trump kepada Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa (UE) telah mengubah arah pembicaraan di dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok Negara 7 (G7).

Pada Jumat (8/6/2018) malam, Trump bertemu dengan PM Kanada Justin Trudeau di sela-sela KTT G7 yang digelar di La Malbaie, Quebec, Kanada.

“Kami sedang mengusahakannya. Hubungan kami sangat baik,” kata Trump ketika berfoto bersama dengan Trudeau, seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (9/6).

Trump mengungkapkan NAFTA bisa berubah menjadi bentuk yang lebih baru, yaitu hubungan bilateral dengan Kanada dan Meksiko. Dia menilai kesepakatan seperti itu lebih sederhana dan baik bagi kedua negara.

Setelahnya, ketika bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Trump juga menyatakan dia telah memiliki pertemuan yang sangat baik mengenai NAFTA.

Dalam KTT yang sama, negosiator utama perundingan NAFTA dari AS dan Kanada juga telah bertemu setelah Trump mengeluhkan praktik perdagangan tidak adil dari mitra NAFTA-nya, termasuk Meksiko.

Menlu Kanada Chrystia Freeland mengaku telah berbicara dengan Kepala Perwakilan Perdagangan AS (USTR) Robert Lighthizer terkait NAFTA, tarif baja dan aluminium AS, erta penyelidikan Pemerintah AS terkait risiko keamanan nasional terhadap impor otomotif.

Sebelum kembali ke Washington, Trump bahkan sempat mengancam akan keluar dari pakta perdagangan bebas tersebut. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan oleh penasihat ekonominya pada awal pekan ini bahwa Trump tidak akan melangkah keluar.

“Jika kami tidak dapat membuat kesepakatan, kami akan meninggalkan NAFTA. Dengan apa yang saya sampaikan, menurut saya, kami akan dengan mudah mendapatkan kesepakatan,” ujarnya.

Adapun pembicaraan untuk menegosiasikan ulang NAFTA telah dimulai pada Agustus 2017, tapi perkembangannya sangat lambat dan kini mulai diupayakan kembali.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyampaikan pada awal pekan ini, bahwa Trump akan memilih untuk menegosiasikan NAFTA secara terpisah dengan masing-masing negara.

“Presiden tidak akan meninggalkan Nafta," tegasnya.

Pembicaraan mengenai perdagangan juga mendominasi KTT G7. Para mitra G7 berpendapat kebijakan AS dapat mengancam pemulihan pertumbuhan ekonomi global dan sistem multilateral.

Trump telah menyampaikan akan menggunakan KTT tersebut untuk mengingatkan keenam negara anggota lainnya bahwa mereka telah mengambil untung di dalam perdagangan dengan AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper