Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Yudi Latif hari ini, Jumat (8/6/2018) menyatakan mundur dari jabatannya.
Terkait mundurnya Yudi Latif, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, mengatakan tidak ada tekanan dari siapapun.
“Tidak ada tekanan, beliau sering ke kantor saya untuk berdiskusi, jadi tidak ada tekanan sama sekali,” ujar Moeldoko saat ditemui Bisnis.com, Jumat (8/6/2018).
Moeldoko mengatakan, belum berkomunikasi secara pribadi dengan Yudi Latif. “Kalau saya baca dari pernyataan beliau itu, untuk memberikan kesempatan kepada tunas baru untuk tumbuh,” kata Moeldoko.
Menurutnya, mungkin secepatnya dalam waktu dekat Yudi Latif akan menemui Presiden untuk memberikan surat pengunduran dirinya secara langsung.
Untuk pengganti posisi Yudi Latif sebagai kepala BPIP masih belum diketahui karena masih dipertimbangkan bersama Presiden.
Moeldoko juga menambahkan kehadiran BPIP saat ini sangatlah penting, karena belakangan ini bermunculan ideologi-ideologi lain yang jika tidak segera ditangani akan sangat mengkhawatirkan.
Sebelumnya, Kepala BPIP menyatakan pengunduran dirinya melalui surat terbukanya di akun pribadi Facebook dan grup chat whatsapp.
Pernyataan mundur diunggah Yudi Latif di akun facebooknya, dengan judul TERIMA KASIH, MOHON PAMIT, Jumat pagi (8/6/2018) pukul 04.18 WIB.
Mengawali dengan mengucapkan Salam Pancasila! Yudi menyebutkan bahwa 7 Juni 2018, tepat setahun ia memangku jabatan sebagai Kepala (Pelaksana) Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP)--yang sejak Februari 2018 bertransformasi menjadi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Sedangkan pernyataan mundurnya, terdapat pada paragraf berikut:
"Saya merasa, perlu ada pemimpin-pemimpin baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Harus ada daun-daun yang gugur demi memberi kesempatan bagi tunas-tunas baru untuk bangkit. Sekarang, manakala proses transisi kelembagaan menuju BPIP hampir tuntas, adalah momen yang tepat untuk penyegaran kepemimpinan."
Selanjutnya, Yudi menulis:
"Pada titik ini, dari kesadaran penuh harus saya akui bahwa segala kekurangan dan kesalahan lembaga ini selama setahun lamanya merupakan tanggung jawab saya selaku Kepala Pelaksana. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati saya ingin menghaturkan permohonan maaf pada seluruh rakyat Indonesia."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel