Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai outlook ekonomi global serta rencaja penghentian stimulus Bank Sentral Eropa menjadi topik sejumlah media nasional pada hari ini, Kamis (7/6/2018).
Berikut rangkuman berita utama di sejumlah media nasional:
Outlook Ekonomi Global, Penguatan Strategi Diperlukan. Situasi terkini dari ekonomi global diibaratkan seorang nelayan yang kapalnya terdampar di gundukan pasir, kemudian terbebaskan oleh naiknya ombak. Nelayan itu lega karena bisa kembali melaut. Namun, kelegaan itu diiringi keinginan cepat-cepat berlayar ke perairan yang lebih dalam sebelum air laut surut lagi. (Bisnis Indonesia)
Penghentian Stimulus, ECB Akan Bahas Pekan Depan. Bank Sentral Eropa (ECB) memperlihatkan keyakinan bahwa inflasi kembali naik menuju target bank sentral. Kepala Ekonom ECB Peter Praet menyampaikan, ECB akan memulai diskusi mengenai penghentian pembelian obligasi secara gradual pada pertemuan pekan depan di Riga, Latvia. (Bisnis Indonesia)
Arus Modal di Asean Naik 11%. United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) mencatat arus investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) di Asia Tenggara meningkat 11% menjadi US$134 miliar sepanjang 2017. (Bisnis Indonesia)
China Tawarkan Tambahan Impor. Amerika Serikat (AS) dan China masih terus tawar menawar dalam proses kesepakatan yang sedang berjalan untuk menghindari perang dagang. China menawarkan untuk meningkatkan pembelian barang-barang dari AS. Sebagai imbal balik AS akan menyelesaikan kesepakatan agar perusahaan ponsel China yakni ZTE bisa melanjutkan pembelian suku cadang dari pemasok AS. (Kontan)
China Cari Pasar di Luar Amerika Serikat. Produsen baja China sedang mencari tujuan ekspor baru di Afrika dan Amerika Selatan. Langkah ini dilakukan untuk mengimbangi penurunan pengiriman ke luar negeri seperti ke Asia Tenggara dan ancaman perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). (Kontan)
Balasan Uni Eropa atas Tarif Impor AS. Tak hanya dengan China. Amerika Serikat (AS) juga harus menghadapi perang dagang dengan Uni Eropa. Negara kawasan mata uang euro ini akan membalas tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat (AS). (Kontan)