Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tetap Kenakan Tarif untuk China

Presiden AS Donald Trump menyatakan bakal tetap dengan rencananya untuk mengenakan tarif sebesar US$50 miliar terhadap produk impor asal China dan mengetatkan sensitivitas investasi teknologi
Wakil Presiden AS Mike Pence melihat Presiden AS Donald Trump berbicara sebelum upacara penandatanganan S.2155 - Pertumbuhan Ekonomi, Bantuan Peraturan, dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen di Ruang Roosevelt di Gedung Putih di Washington, 24 Mei 2018./Reuters
Wakil Presiden AS Mike Pence melihat Presiden AS Donald Trump berbicara sebelum upacara penandatanganan S.2155 - Pertumbuhan Ekonomi, Bantuan Peraturan, dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen di Ruang Roosevelt di Gedung Putih di Washington, 24 Mei 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump menyatakan bakal tetap dengan rencananya untuk mengenakan tarif sebesar US$50 miliar terhadap produk impor asal China dan mengetatkan sensitivitas investasi teknologi.

Melalui pernyataannya pada Selasa (29/5/2018), Gedung Putih mengumumkan, daftar produk impor yang ditargetkan oleh tarfi tersebut akan dirilis pada 15 Juni 2018. Adapun tarif akan diberlakukan ‘secepatnya setelah itu’. Pengumuman ini merupakan yang paling spesifik yang dikeluarkan Pemerintahan Trump terkait waktu pemberlakuan tarif.

“Batasan baru untuk investasi China dan peningkatan kendali ekspor akan diumumkan pada 30 Juni 2018 dan kemudian diimplementasikan secepatnya setelah itu,” tulis pernyataan Gedung Putih, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (30/5/2018).

Hal tersebut semakin menekan Beijing menjelang negosiasi perdagangan putaran berikutnya. Pengumuman terbaru ini juga menimbulkan perkiraan munculnmya putaran ketiga untuk membicarakan hubungan ekonomi kedua negara. Untuk putaran kedua, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross dijadwalkan bertemu pejabat China di Beijing pada 2 sampai 4 Juni 2018.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan China merespons lewat pernyataan bahwa mereka terkejut dengan pengumuman AS tersebut. China menegaskan, mereka tetap yakin bahwa Negeri Panda dapat melindungi kepentingannya.

Hal ini merupakan yang terbaru di dalam perselisihan dagang AS dan China. Tensi perdagangan dua ekonomi terbesar di dunia ini sempat mengguncang pasar keuangan selama beberapa bulan.

Selain itu, friksi perdagangan tersebut juga mengundang peringatan dari Dana Moneter Internasional (IMF) terkait bahaya perang dagang yang dapat merusak outlook positif ekonomi global.

Sementara perselisihan perdagangan tetap menjadi risiko di dalam outlook ekonomi China, Negeri Panda diperkirakan akan mencari jalan tengah. Menurut Robin Xing, Chief China Economist di Morgan Stanley, China bisa membeli tambahan produk AS sebesar US$60 miliar hingga US$90 miliar untuk beberapa tahun ke depan.

“Keduabelah pihak dapat mencapai kesepakatan lewat peningkatan impor oleh China. Menurunkan tensi lewat negosiasi tetap menjadi perhatian dasar karena kita melihat China dan AS dapat mencari jalan tengah untuk keuntungan bersama,” katanya.

Adapun Trump tampak bimbang beberapa pekan belakangan ini untuk menekan Beijing, mulai dari masalah tarif hingga hak kekayaan intelektual. Perselisihan kedua negara ini dimulai pada Maret ketika Pemerintahan Trump mengancam akan mengenakan tarif hingga US$50 miliar terhadap pengiriman dari China untuk menghukum China yang melanggar hak kekayaan intelektual teknologi AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper