Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia Tanggung Utang Lebih dari 1 Triliun Ringgit, Mahathir Salahkan Najib

Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad menyalahkan pemerintahan Najib Razak atas utang yang membebani Malaysia senilai lebih dari 1 triliun ringgit, atau sekitar Rp3.571,83 triliun.
Perdana Menteri Malaysia yang baru, Mahathir Mohamad diapit oleh presiden Amanah Mohamad Sabu (kiri), presiden PKR Wan Azizah Wan Ismail, dan sekretaris jenderal DAP, Lim Guan Eng (dua dari kanan) dalam konferensi pers di Petaling Jaya, Selangor, Malaysia pada Jumat (11/5/2018)/Reuters
Perdana Menteri Malaysia yang baru, Mahathir Mohamad diapit oleh presiden Amanah Mohamad Sabu (kiri), presiden PKR Wan Azizah Wan Ismail, dan sekretaris jenderal DAP, Lim Guan Eng (dua dari kanan) dalam konferensi pers di Petaling Jaya, Selangor, Malaysia pada Jumat (11/5/2018)/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad menyalahkan pemerintahan Najib Razak atas utang yang membebani Malaysia senilai lebih dari 1 triliun ringgit, atau sekitar Rp3.571,83 triliun.

"Kami menemukan bahwa keuangan pemerintah disalahgunakan sehingga sekarang kita menghadapi utang yang telah meningkat menjadi 1 triliun ringgit," ujarnya kepada para staf kantor PM, seperti dilansir Reuters, Senin (21/5/2018).

Menurut Mahathir, Malaysia tidak pernah menghadapi hal ini sebelumnya. Negeri Jiran disebut tidak pernah memiliki utang lebih dari 300 miliar ringgit.

Dalam pekan pertamanya menjabat sebagai PM, dia mengumumkan pajak barang dan jasa (Goods and Services Tax/GST) akan menjadi 0% mulai 1 Juni 2018. Sebelumnya, pemerintahan Najib menargetkan pemasukan sebesar 43,8 miliar ringgit dari GST sepanjang 2018, sekitar 18% dari total penerimaan negara.

Pajak tersebut akan diganti dengan pajak penjualan (Sales and Services Tax/SST). PM berusia 92 tahun itu juga berjanji menerapkan subsidi BBM, sebagai upaya menekan kenaikan biaya hidup.

Namun, lembaga rating Moody's menilai kebijakan fiskal itu akan makin memperlebar defisit anggaran Malaysia dan justru berdampak negatif terhadap kredit negara tersebut.

Seperti diketahui, Najib juga sedang diperiksa oleh polisi Malaysia karena dugaan tersangkut korupsi dana 1MDB, sebuah BUMN yang didirikannya. Enam lokasi yang terkait dengan Najib, termasuk rumah dan kondominium mewahnya, telah digeledah dan polisi menyita ratusan boks berisi tas desainer, perhiasan, serta uang tunai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper