Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KESEPAKATAN NUKLIR JCPOA: Sejumlah Pihak Mulai Prediksi Putusan Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump segera mengumumkan apakah akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran atau bekerja sama dengan Eropa yang menyatakan telah berhasil menghentikan ambisi nuklir Iran.
Fasilitas pengayaan nuklir Iran di Natanz.//Reuters-Presidential Official Website-Handout
Fasilitas pengayaan nuklir Iran di Natanz.//Reuters-Presidential Official Website-Handout

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump segera  mengumumkan apakah akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran atau bekerja sama dengan Eropa yang menyatakan telah berhasil menghentikan ambisi nuklir Iran.

Trump secara konsisten mengancam akan keluar dari perjanjian yang disepakati tahun 2015 tersebut yaitu Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA)  karena tidak membahas program rudal balistik Iran atau perannya dalam perang di Suriah dan Yaman, dan tidak secara permanen mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.

Seorang pejabat senior AS yang mengetahui proses tersebut mengatakan Prancis, Jerman, dan Inggris telah melakukan tindakan yang signifikan untuk mengatasi kekhawatiran Trump atas program rudal balistik.

Namun, upaya tersebut masih belum cukup banyak memberikan sejumlah kemajuan untuk membujuk Trump agar tetap di dalam kesepakatan tersebut.

"Pertanyaan besar di benak saya adalah apakah dia pikir negara-negara Eropa telah berbuat cukup jauh sehingga kita semua bisa bersatu dan mengumumkan kesepakatan?," kata pejabat yang yidak mau disebutkan namanya kepada Reuters, Selasa (8/5/2018)..

Para pemimpin Eropa telah memperingatkan bahwa penarikan AS dari kesepakatan akan membatalkan upaya bertahun-tahun yang menghasilkan kesepakatan penting untuk mencegah perkembangan senjata nuklir Iran.

Trump, dalam tweet-nya pada hari Senin, mengatakan dia akan membuat pengumuman pada Selasa pukul 14.00 waktu AS (Rabu, 1.00 WIB)

Kesepakatan Iran, yang dinegosiasikan selama pemerintahan pendahulu Trump, Barack Obama, meringankan sanksi ekonomi terhadap Iran dengan imbalan Tehran membatasi program nuklirnya.

Namun, Trump menyebutnya sebagai "kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan" dan dia ingin Inggris, Prancis dan Jerman, yang juga menandatangani perjanjian bersama dengan Rusia dan China, untuk memperketat persyaratan tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Republik Iran, Hassan Rouhani telah berkonsultasi baik secara langsung atau melalui telepon dengan para pemimpin dari ketiga negara Eropa tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper