Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keterpilihan Jokowi Tak Perlu 60%

Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani menilai tingkat keterpilihan Joko Widodo di Pemilu Presiden (Pilpres) tidak harus menunjukkan angka 60% ketika disurvei menjelang kontestasi, karena masih ada faktor-faktor lain akan turut menentukan keamanan bagi seorang petahana untuk terpilih kembali.
Presiden Jokowi meninjau korban gempa Banjanegara./Bisnis-Amanda K. Wardhani
Presiden Jokowi meninjau korban gempa Banjanegara./Bisnis-Amanda K. Wardhani

Bisnis.com, JAKARTA -  Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani menilai tingkat keterpilihan Joko Widodo di Pemilu Presiden (Pilpres) tidak harus menunjukkan angka 60%  ketika disurvei menjelang kontestasi, karena masih ada faktor-faktor lain akan turut menentukan keamanan bagi seorang petahana untuk terpilih kembali.

"Banyak orang bilang  angka 60%  itu sebagai patokan aman seorang petahana akan terpilih kembali. Bagi saya, itu bukan jaminan, masih ada faktor-faktor lain yang akan turut menentukan keamanan bagi seorang petahana untuk terpilih kembali," kata Arsul di Jakarta, Senin (23/4/2018).

Hal itu dikatakannya terkait hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo mengalami kenaikan yaitu sebesar 55,9%  dan Prabowo Subianto sebesar 14,1%.

Dia menjelaskan faktor-faktor tersebut seperti faktor rentang waktu antara survei dengan pemilu, konsistensi hasil surveinya dari waktu ke waktu.

Selain itu menurut dia, juga terkait ada tidaknya kebijakan yang semakin menyenangkan rakyat pemilih atau sebaliknya, dan tentunya siapa yang pada akhirnya akan menjadi sosok lawannya.

"Apalagi saat ini belum ada kejelasan apakah Jokowi akan berkontestasi lagi dengan Prabowo. Selain itu belum jelas juga siapa paslon-paslon yang akan saling berhadapan," ujarnya.

Dia menjelaskan capaian persentase survei pada dasarnya hanya memotret keadaan atau gambaran elektabilitas di sekitar waktu survei tersebut dilakukan.

Menurut dia masih butuh faktor konsistensi capaian persentase dalam rentang waktu yang lama sampai dengan menjelang Pilpres.

"Karena itu melihat aman atau tidaknya tingkat keterpilihan Jokowi sebagai petahana tidak bisa sesederhana dengan menjawab angka persentasenya sudah mencapai 60 persen atau belum," ucapnya.

Sebelumnya hasil survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Joko Widodo mengalami kenaikan apabila Pilpres dilakukan saat ini yaitu sebesar 55,9%. Angka itu meningkat dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya, elektabilitas Jokowi masih 46,3%.

Sementara itu, potensi keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar 14,1%, turun dari hasil survei enam bulan lalu yaitu 18,2%.

Survei itu dilakukan pada 21 Maret-1 April 2018 sebelum Prabowo menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden di Rakornas Partai Gerindra pada 11 April lalu.

Survei tersebut dilakukan melalui tatap muka dilakukan kepada 1.200 responden secara periodik oleh Litbang Kompas pada 21 Maret-1 April 2018.

Populasi survei warga Indonesia berusia di atas 17 tahun, dan reponden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi Indonesia serta jumlahnya ditentukan secara proporsional.

Tingkat kepercayaan survei ini 95%, dengan "margin of error" plus minus 2,8% dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper