Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KWI Gelar Pekan Komunikasi Nasional Bahas Jurnalisme Damai

Konferensi Waligereja Indonesia melalui Komisi Komunikasi Sosial meenggelar Pekan Komunikasi Nasional di Palangkaraya dengan tema besar jurnalisme damai.
Paus Fransiskus/Reuters-Max Rossi
Paus Fransiskus/Reuters-Max Rossi

Bisnis.com, JAKARTA – Konferensi Waligereja Indonesia melalui Komisi Komunikasi Sosial meenggelar Pekan Komunikasi Nasional di Palangkaraya dengan tema besar jurnalisme damai.

Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) RD. Kamilus Pantus mengatakan Regio Kalimantan menjadi tuan rumah Pekan Komunikasi Nasional (PKSN) di Palangkaraya. Hal ini dilakukan mengingat Komsos KWI pernah mengadakan workshop public speaking di daerah tersebut pada 26-27 Agustus 2017 lalu.

“Diskusi terbatas ini membahas lebih dalam tentang gambaran umum PKSN-KWI di hadapan Bapa Uskup, para imam, biarawan-biarawati, dan tokoh awam dalam Rapat Kerja Keuskupan Palangkaraya, 19 Oktober 2017,” jelas Kamilus Pantus melalui siaran persnya, Jumat (20/4/2018).

Ada pun tema yang diusung dalam PKSN kali ini berasal dari pesan Paus Fransiskus I pada Hari Komunikasi Sedunia yang ke-52 yaitu, “Kebenaran akan Memerdekakan Kamu: Jurnalisme Perdamaian.”

Tema ini adalah pesan pokok Gereja Katolik universal untuk terlibat menangkal berita palsu (fake news), bohong (hoaks), dan ujaran kebencian (hate speech). Paus menegaskan kebenaran sebagai arena manusia merasa aman dan tidak jatuh dalam godaan.

Kamilus juga menegaskan tema yang diambil Paus Fransiskus ini terkait dengan tren media sosial yang digunakan lebih dari 1,76 miliar manusia di seluruh dunia, tetapi masih kerap kali menyimpang untuk tujuan kemanusiaan. Akibatnya, terjadi kepanikan hingga perpecahan antar individu ataupun kelompok masyarakat.

“Penangkal terbaik melawan kebohongan bukan strategi, tetapi masyarakat yang bersedia mendengarkan, melakukan dialog dengan tulus untuk menyingkapkan kebenaran,” papar Kamilus.

Dia menambahkan, masyarakat perlu ditarik untuk terlibat dan bertanggung jawab dalam menangkal berita bohong. Dia menegaskan, tugas ini akan menjadi lebih berat bagi para produsen informasi bagi masyarakat yaitu kalangan wartawan dan media massa.

“Tanggung jawab berat itu berada pada pundak orang-orang yang tugasnya memberikan informasi, yaitu para wartawan, pengawal berita,” sambung Kamilus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper