Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Facebook Akui Makin Banyak Orang Indonesia Terdampak Kebocoran Data

Facebook mengakui kian banyak orang Indonesia yang terdampak dari penggunaan aplikasi this is your digital life Facebook yang diciptakan oleh Aleksander Kogan.
Logo Facebook dalam 3 dimensi/Reuters
Logo Facebook dalam 3 dimensi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Facebook mengakui kian banyak orang Indonesia yang terdampak dari penggunaan aplikasi this is your digital life Facebook yang diciptakan oleh Aleksander Kogan.

Hal itu diakui oleh Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia, Ruben Hattari saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Selasa (17/4/2018)

Menurutnya, sebanyak 748 orang Indonesia telah memasang aplikasi tersebut sejak November 2013 hingga 17 Desember 2015. Sedangkan jumlah orang Indonesia yang terkena dampak mencapai 1 1.0966.666 orang atau 1,26% dari total jumlah orang Indonesia yang terkena dampak secara global.

“Kami menemukan tambahan sebanyak 1.095.918 orang di Indonesia yang berpotensi terkena dampak,” ujarnya.

Ruben juga menyampaikan beberapa poin terkait metode yang digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang terkena dampak Facebook.

Pertama, fitur lokasi telah digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang terkena dampak. Menurutnya, lokasi tidak mencerminkan kebangasaan atau kewarganegaraan dan kemungkinan besar tidak mencerminkan tempat tinggal atau domisili sebenarnya.

Kedua, angka ini tidak termasuk orang yang telah mengunduh aplikasi tersebut, tapi kemudian menghapus akun Facebook-nya. Dengan demikian pihak Facebook sudah tidak memiliki datanya.

"Ketiga, Angka ini pun mungkin lebih besar dari yang sebenarnya. Karena kami tidak menyimpan data pengguna perorangan yang telah mengunduh aplikasi tersebut,” ujarnya.

Ruben menambahkan bahwa pihaknya menghitung berdasarkan orang yang telah mengunduh aplikasi tersebut selama tersedia di platform. Demikian juga dengan orang yang terhubung dengan mereka sebagai teman di Facebook sejak aplikasi tersebut aktif di platform Facebook pada bulan November 2013.

“Akan tetapi, kami kemudian membatasi akses atas data teman pengguna pada bulan Mei 2015," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper