Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed: Perang Dagang Dapat Ganggu Outlook Ekonomi AS

Pejabat The Fed memberikan peringatan meningkatnya friksi perang dagang anatara China dan AS dapat mempengaruhi kecerahan outlook ekonomi AS. Meskipun begitu, saat ini masih terlalu dini untuk menilai dampak perang dagang terhadap tingkat lapangan pekerjaan, inflasi, dan kebijakan moneter.
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing

Bisnis.com, JAKARTA – Pejabat The Fed memberikan peringatan meningkatnya friksi perang dagang antara China dan AS dapat mempengaruhi kecerahan outlook ekonomi AS.

Meskipun begitu, saat ini masih terlalu dini untuk menilai dampak perang dagang terhadap tingkat lapangan pekerjaan, inflasi, dan kebijakan moneter.

Gubernur Fed St. Louis James Bullard mengungkapkan, tensi perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia itu telah meningkatkan ketidakpastian untuk outlook perekonomian Paman Sam.

“Hal itu [tensi perang dagang] mewakili risiko penurunan, tetapi saat ini masih terlalu dini untuk melihat dampak nyatanya untuk ekonomi AS,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg, Kamis (5/4/2018).

Adapun, setelah Beijing membalas tarif serupa sebesar US$50 untuk produk impor AS, bursa acuan di Negeri Paman Sam anjlok saat penutupan perdagangan Rabu (5/3/2018) karena investor khawatir terjadinya perang dagang. Indeks S&P 500 ditutup 1,1% di New York setelah penurunan tajam sebelumnya 1,6%.

Bullard, salah satu pejabat The Fed yang ingin menahan laju suku bunga tahun ini menambahkan, kekhawatiran investor akan menekan imbal hasil obligasi AS.

 Dampaknya, kemampuan The Fed untuk menaikkan dua atau tiga kali suku bunga dalam tahun ini kemungkinan dapat membalikkan kurva imbal hasil.

“Saya melihat, banyaknya ketidakpastian akan membuat suku bunga tetap rendah. Hal itu akan mempengaruhi kebijakan dan mungkin akan mempertahankannya di level rendah,” tambahnya.

Federal Reserve telah menaikkan suku bunganya 25 basis poin pada rapat kebijakannya pada Maret 2018. Mereka berencana akan menaikkan suku bunga lagi sebanyak dua atau tiga kali dengan pertimbangan solidnya pertumbuhan ekonomi AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper