Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Kecualikan UE dan 6 Negara Lainnya dari Kebijakan Impor

Presiden AS Donald Trump untuk sementara mengecualikan enam negara dan Uni Eropa (UE) dari kebijakan bea masuk impor yang lebih besar untuk produk baja dan aluminium.
Pabrik baja di Jiaxing, Provinsi Zhejiang, China/Reuters-William Hong
Pabrik baja di Jiaxing, Provinsi Zhejiang, China/Reuters-William Hong

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden AS Donald Trump untuk sementara mengecualikan enam negara dan Uni Eropa (UE) dari kebijakan bea masuk impor yang lebih besar untuk produk baja dan aluminium.

Pengenaan tarif impor itu akan efektif pada Jumat (23/3/2018) waktu setempat.

Dalam pengumuman yang disampaikan pada Kamis (22/3) waktu setempat, Trump menyatakan akan menunda pengenaan tarif impor bagi produk baja dari Argentina, Australia, Brazil, Korea Selatan (Korsel), Kanada, Meksiko, dan UE.

Dilansir dari Reuters, penundaan itu dilakukan sembari menunggu hasil pembahasan dengan negara-negara terkait dan berlaku hingga 1 Mei 2018.

"Saya meyakini langkah yang diperlukan untuk menghadapi ancaman keamanan nasional dari impor produk baja dari negara-negara ini adalah dengan melanjutkan pembicaraan yang sedang berlangsung dan mengecualikan negara-negara tersebut dari pengenaan tarif impor, setidaknya untuk saat ini," demikian disampaikan dalam pernyataan resmi Trump.

Seperti diketahui, AS menerapkan tarif impor produk baja dan aluminium, masing-masing sebesar 25% dan 10%. Kebijakan itu menuai protes dari sejumlah negara dan dinilai sebagai aksi proteksionisme.

Kanada dan Meksiko adalah dua negara yang akan terdampak cukup besar oleh kebijakan itu. Kanada, Meksiko, dan AS tengah melakukan perundingan dagang North American Free Trade Agreement (NAFTA).

Sementara itu, UE telah menyampaikan kesiapannya untuk melakukan perlawanan balik dengan menyasar sejumlah merek ternama asal AS seperti Harley-Davidson dan Levi-Strauss jika UE masuk dalam daftar negara yang dikenakan tarif impor baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper