Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Facebook Anjlok, Kekayaan Mark Zuckerberg Turun US$4,9 Miliar

Kekayaan Mark Zuckerberg turun US$4,9 miliar pada Senin (19/3/2018) setelah saham Facebook anjlok karena investor menimbang laporan bahwa perusahaan periklanan politik mempertahankan informasi mengenai jutaan pengguna Facebook Inc. tanpa persetujuan mereka.
CEO Facebook Mark Zuckerberg/Istimewa
CEO Facebook Mark Zuckerberg/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kekayaan Mark Zuckerberg turun US$4,9 miliar pada Senin (19/3/2018) setelah saham Facebook anjlok karena investor menimbang laporan bahwa perusahaan periklanan politik mempertahankan informasi mengenai jutaan pengguna Facebook Inc. tanpa persetujuan mereka.

Dilansir Bloomberg, Jaringan sosial terbesar di dunia ini mengatakan pada Jumat (16/3) bahwa Cambridge Analytica, perusahaan periklanan data yang membantu Donald Trump memenangkan kepresidenan AS, menerima data pengguna melalui pengembang aplikasi di jejaring sosialnya. Hal ini melanggar kebijakan Facebook.

New York Times melaporkan pada hari Sabtu bahwa informasi pribadi dari 50 juta lebih pengguna Facebook secara tidak berada di tangan Cambridge Analytica, dan informasinya belum dihapus meski ada tuntutan Facebook mulai tahun 2015.

Sebanyak 270.000 orang mengizinkan penggunaan data mereka oleh seorang peneliti, yang juga menghapus data dari semua teman mereka, sebuah langkah yang diizinkan oleh Facebook sampai tahun 2015. Peneliti menjual data tersebut ke Cambridge, yang bertentangan dengan peraturan Facebook, kata surat kabar tersebut.

Saham Facebook turun 6,8% menjadi US$172,56 per saham, memotong kekayaan Zuckerberg menjadi US$70,4 miliar dan menjatuhkannya satu tempat ke posisi kelima di dalam Bloomberg Billionaires Index. Dia berada di belakang Jeff Bezos, Bill Gates, Warren Buffett, dan Amancio Ortega.

Politisi di AS dan Eropa memanggil Mark Zuckerberg agar memberikan penjelasan di hadapan anggota parlemen bagaimana Cambridge Analytica yang berbasis di Inggris, perusahaan analisis data yang membantu Donald Trump memenangkan kepresidenan AS, mampu mendapatkan informasi pribadi.

Senator AS dari partai Demokrat, Amy Klobuchar, dan dari partai Republik, John Kennedy, meminta Ketua Komite Kehakiman untuk mendatangkan CEO perusahaan teknologi, termasuk dari Twitter Inc. dan Alphabet Inc. Google, untuk meminta penjelasan publik.

Dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada Senator Chuck Grassley dari Partai Republik, Klobuchar dan Kennedy mengatakan bahwa mereka memiliki perhatian serius terhadap laporan baru-baru ini bahwa data dari jutaan warga AS disalahgunakan untuk memengaruhi pemilih.

"Kurangnya pengawasan terhadap bagaimana data disimpan dan bagaimana iklan politik dijual meningkatkan kekhawatiran tentang integritas pemilihan di AS dan juga hak privasi," para senator menulis, seperti dikutip Bloomberg.

Sidang dengan para CEO akan memungkinkan komite tersebut untuk mempelajari "pa yang sedang dilakukan untuk melindungi data warga AS dan membatasi penyalahgunaan platform, serta untuk menilai tindakan apa yang harus dilakukan sebelum pemilihan berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper