Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putin Hampir Pasti Terpilih Kembali dan Berkuasa Hingga 2024

Pemilihan presiden Rusia yang dimulai hari ini hampir dipastikan akan dimenangkan oleh Vladimir Putin setelah berbagai jajak pendapat mengunggulkan mantan agen intelijen tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin./Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Pemilihan presiden Rusia yang dimulai hari ini hampir dipastikan akan dimenangkan oleh Vladimir Putin setelah berbagai jajak pendapat mengunggulkan mantan agen intelijen tersebut.

Hanya saja, dikhawatirkan banyak calon pemilih yang tidak menggunakan hak suara mereka karena hasilnya sudah bisa diprediksi. Salah satu hasil jajak pendapat menyebutkan Putin akan menguasai 70% suara atau hampir 10 kali lipat pesaing terdekatnya.

Jika benar terpilih kembali, maka Putin akan berkuasa sampai 2024 atau hampir seperempat abad. Rekor itu hampir menyamai pemimpin Uni Soviet Josef Stalin, sebagaimana dikutip dari Reuters, Minggu (18/3/2018).

Pertikaian Rusia dengan Inggris terkait upaya percobaan pembunuhan atas mantan agen Rusia di Inggris yang menggunakan racun saraf tidak berpengaruh pada pemilih. Tidak ada oposisi yang berarti dalam Pilpres Rusia kali ini karena lawan politik Putin yang paling kuat, Alexei Navalny, telah dilarang berkompetisi.

Meskipun kampanyenya kurang bersemangat, Putin yang berusia 65 tahun itu jelas merupakan calon terkuat. 

Selain Putin, peserta pemilihan presiden Rusia kali ini antara lain Vladimir Zhirinovsky dari Liberal Democratic Party of Russia (LDPR), pengusaha Pavel Grudinin yang dicalonkan oleh Communist Party of the Russian Federation(CPRF), dan Grigory Yavlinsky dari Yabloko Party.

Selain itu, ada pula pemimpin Party of Growth Boris Titov, kepala Russian All-People Union Sergey Baburin, pembawa acara TV Ksenia Sobchak, dan kepala Communists of Russia Maxim Suraikin.

Menurut Ella Pamfilova, Kepala Komisi Pemilihan Sentral Rusia (Central Election Commission/CEC), sekitar 110 juta warga Rusia memenuhi syarat untuk memilih. Adapun sekitar 1,89 juta di antaranya tinggal di luar negeri.

Ada lebih dari 97.000 tempat pemungutan suara domestik dan lebih dari 400 tempat pemungutan suara di luar negeri untuk pemilihan presiden kali ini. Prosedur pemungutan suara akan dimonitor oleh sekitar 1.500 pengamat internasional dari 109 negara.

Kelesuan Pilpres kali ini juga dipengaruhi gelombang demonstrasi anti pemerintah pada tahun lalu akibat skandal korupsi yang merembes dalam lingkaran oligarki Kremlin dan Putin. Jumlah pemilih dalam pemilihan untuk Parlemen Rusia pada September 2016 tercatat hanya 48%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper