Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsultan Kampanye Trump Memanen Data Pribadi 50 Juta Pengguna Facebook

Lembaga analisis data Cambridge Analytica memanen informasi pribadi dari lebih 50 juta pengguna Facebook dalam upaya mendukung kampanye Presiden AS Donald Trump dalam Pemilu Presiden AS pada 2016.
Ilustrasi Facebook./Bloomberg-Chris Ratcliffe
Ilustrasi Facebook./Bloomberg-Chris Ratcliffe

Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga analisis data Cambridge Analytica memanen informasi pribadi dari lebih 50 juta pengguna Facebook dalam upaya mendukung kampanye Presiden AS Donald Trump dalam Pemilu Presiden AS pada 2016.

Hal itu dilaporkan oleh The New York Times dan The Observer pada Sabtu (17/3/2018) waktu setempat. Kedua surat kabar itu mengutip mantan staf, kolega, serta dokumen-dokumen Cambridge Analytica yang menunjukkan adanya peretasan data yang tercatat sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah Facebook.

Seperti dilansir dari Reuters, Minggu (18/3), The Observer menyatakan lembaga tersebut menggunakan data yang diambil sepenuhnya tanpa izin pada awal 2014, untuk membangun program software yang dapat memprediksi dan mempengaruhi pilihan di bilik Pemilu.

Menurut Christopher Wylie, yang membantu membangun Cambridge Analytica dan bekerja dengan para akademisi di Cambridge University untuk mengambil data-data tersebut, sistem yang dikembangkan dapat mengidentifikasi para calon pemilih dan menyasar mereka dengan iklan-iklan politik yang berbeda untuk masing-masing orang.

Lebih dari 50 juta pengguna itu mencakup sepertiga pengguna aktif Facebook di Amerika Utara dan hampir 25% dari total pemilih potensial AS pada saat itu.

Para mantan staf dan mitra kerja Cambridge Analytica juga disebut masih memiliki sebagian atau seluruh data pribadi para pengguna Facebook. Lembaga ini disewa oleh tim kampanye Trump pada Juni 2016 dengan bayaran lebih dari US$6,2 juta atau sekitar Rp85,2 miliar.

Data diambil lewat aplikasi thisisyourdigitallife, yang dibuat oleh akademisi bernama Aleksandr Kogan. Melalui Global Science Research (GSR), perusahaan milik Kogan, dan kolaborasi dengan Cambridge Analytica, ratusan ribu pengguna Facebook dibayar untuk melakukan tes kepribadian.

Mereka yang mengikuti tes telah setuju diambil data-datanya untuk tujuan penelitian akademis. Namun, aplikasi itu ternyata juga mengambil data dari teman-teman Facebook para peserta tes.

Adapun kebijakan Facebook hanya mengizinkan pengambilan data teman-teman pengguna untuk meningkatkan pengalaman pengguna di dalam aplikasi. Data tersebut dilarang diperjualbelikan ataupun digunakan untuk kepentingan iklan.

Terkait hal ini, juru bicara Cambridge Analytica menyatakan GSR hanya dikontrak untuk mendapatkan data sesuai ketentuan perundang-undangan di Inggris dan sesuai izin dari tiap responden. Lembaga itu mengklaim telah menghapus semua data dari GSR ketika mengetahui GSR tidak melakukan langkah-langkah yang seharusnya.

Cambridge Analytica juga mengaku telah bekerja sama dengan Facebook untuk menyelesaikan masalah ini dan memastikan semua data telah dihapus.

"Tidak ada data dari GSR yang digunakan Cambridge Analytica sebagai bagian dari layanan yang diberikan kepada kampanye Donald Trump pada 2016," ungkap lembaga tersebut.

Sementara itu, Facebook menyampaikan tengah menelusuri hal ini dan melakukan suspensi atas Cambridge Analytica.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper