Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Pertimbangkan Pengenaan Tarif Impor di Sektor Teknologi, Ini Tanggapan China

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mempertimbangkan untuk mengenakan tarif hingga US$60 miliar untuk impor dari China.
Ilustrasi pembayaran menggunakan barcode di ponsel pintar/Wikimedia Common
Ilustrasi pembayaran menggunakan barcode di ponsel pintar/Wikimedia Common
Kabar24.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mempertimbangkan untuk mengenakan tarif hingga US$60 miliar untuk impor dari China. 
 
Adapun, target dari tarif impor baru ini menyasar sektor teknologi dan telekomunikasi asal Negeri Panda. Seorang sumber dalam administrasi Trump menyatakan bahwa pengenaan tarif bisa dilakukan datang dalam waktu dekat.
 
Meskipun sektor yang menjadi sasaran utama adalah produk teknologi informasi, elektronik, dan telekomunikasi, tetapi kemungkinan pengenaan tarif juga bisa meluas. Sementara itu, pihak Gedung Putih masih menolak untuk memberikan konfirmasi.
 
Adapun, di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang mengatakan bahwa hubungan dagang negaranya dengan AS seharusnya tidak dijadikan permainan kalah-menang, tetapi sebaiknya menggunakan cara yang lebih konstruktif dalam mengelola tensinya.
 
“Kami telah mengatakan berulang kali bahwa China dengan tegas menolak segala bentuk pengukuran perdagangan proteksionisme,”kata Lu seperti dikutip Reuters, Rabu (14/3).
 
Lu melanjutkan, jika AS mengambil langkah yang bisa mengganggu kepentingan China, maka pihaknya juga akan bertindak untuk melindungi hak-haknya.
 
Adapun, Trump menyasar produk teknologi tinggi milik China lantaran dia ingin memberikan hukuman atas kebijakan investasi China yang memaksa perusahaan asal AS memberitahukan rahasia teknologi mereka agar diizinkan beroperasi di Negeri Panda. Aturan seperti itu dinilai oleh Washington tidak adil.
 
Selain itu, pelobi di Washington mengkhawatirkan ambisi rencana tarif Trump ini juga akan menargetkan produk-produk sektor konsumen seperti pakaian, sepatu, dan mainan asal China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper