Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai produksi minyak AS yang berpeluang melebihi produksi Rusia serta Singapura yang menambah bursa berjangkan baru menjadi sorotan media massa hari ini, Rabu (28/2/2018).
Berikut ringkasan berita global di sejumlah media nasional hari ini:
Produksi Minyak Amerika Berpeluang Salip Rusia. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan, Amerika Serikat (AS) berpeluang menyalip posisi Rusia sebagai produsen minyak terbesar dunia pada 2019.
IEA dalam riset terbarunya menyebutkan bahwa potensi tersebut muncul lantaran makin membengkaknya produksi shale oil AS sejauh ini. Seperti diketahui, produksi shale oil AS pada akhir tahun lalu naik di atas 10 juta barel per hari (bph). (Bisnis Indonesia)
Harga Bijih Besi Meroket. Harga bijih besi menguat ke level tertinggi dalam 10 bulan di tengah prediksi bahwa pembatasan pasokan baja di China terus berlanjut setelah musim dingin selesai. Kondisi itu akan meningkatkan permintaan terhadap bijih besi bermutu tinggi. (Bisnis Indonesia)
Singapura Tambah Lagi Bursa Berjangka Baru. Satu lagi bursa derivatif berdiri di Singapura. Bursa ini bisa menyaingi bursa derivatif yang sudah ada seperti Malaysia Derivatif Exchange dan Dalian Commodity Exchange. Bursa yang bernama Asia Pacific Exchange ini akan memulai perdagangan pada kuartal II tahun ini. (Kontan)
Marriott Ekspansi Hotel US$ 2 Miliar di Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi ingin menggenjot sektor pariwisata domestik. Pengembangan infrastruktur dipersiapkan, termasuk sektor perhotelan. Marriot International misalnya akan menambah jumlah unit kamar hotel untuk mendukung program itu. (Kontan)
PM Singapura akan Rombak Kabinet. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong akan segera merombak kabinetnya dalam beberapa bulan ke depan. Perombakan jajaran menteri di kabinet bertujuan untuk memberi tanggung jawab lebih besar kepada pemimpin generasi penerus yang lebih muda untuk mengurus Singapura. (Kontan)
Kredit Bank di Zona Eropa Meningkat. Aliran kredit ke perusahaan-perusahaan di zona Eropa melonjak ke tingkat tertinggi sejak pertengahan 2009. Sementara indikator perputaran utang euro di kawasan yang menjadi pertanda aktivitas ekonomi tidak berubah seperti yang diharapkan. (Kontan)